Kamis, 24 Maret 2011

0 Sinonim Telur Mata Sapi



Gue merupakan mahasiswa jurusan Teknik Elektro UNIBRAW Malang. Gue memulai karir sebagai mahasiswa pada tahun 2010 lalu. Entah kesambet setan apa, tiba-tiba gue bisa keterima di jurusan Teknik Elektro. Ketika di SMA dulu gue tidak pernah sama sekali berpikiran akan masuk ke jurusan Teknik Elektro. Namun, malang tak bisa di tolak, untung tak bisa dicapai. Intinya, gue sekarang adalah mahasiswa jurusan Teknik Elektro UNIBRAW Malang. Jurusan yang konon katanya akan menunda ritual sakral yang bernama 'nikah'. Kenapa? Sebab rata-rata mahasiswanya baru akan lulus setelah lima sampai tujuh tahun bergelut di dunia ke-Elektroan. Faktor pertamnya tentu pelajaran yang cukup lumayan sukar. Namun tidak hanya itu,  faktor lain yang juga tidak bisa dipungkiri dalam menghambat kelulusan Mahasiswanya adalah jumlah wanita yang begitu minim dijurusan tersebut. Bisa dikatakan, Keberadaan wanita bagaikan jarum di tumpukan jarum.  Padahal wanita kerap menjadi 'Doping' bagi para pria hidung belang yang kerap haus akan wanita.
Oleh karena itu, Sudah bisa ditebakan apa jadinya? Tepat, Meliburkan diri saat jam Perkuliahan (baca: bolos).

Selain itu, ketika gue kuliah di jurusan Teknik Elektro. Ada hal unik lagi yang sering gue rasakan.  Gue kerap mencium bau aroma terapi yang bisa membius otak gue sehingga gue merasakan sensasi 'fly'. Bisa dikatakan sensasinya seperti Terbang ke bulan, berkeliling saturnus, berjemur di jupter dan kembali lagi ke bumi. Paham? 'Tidak'. Bagus, sebuah jawaban sensasisonal singkat dan padat (jujur aja, gue bingung gimana ungkapin sensasinya. hehe).

Selidik punya selidik, Gue menemukan jawaban atas kegelisahan gue selama ini. Bau tersebut rupanya merupakan hasil Perkawinan silang 30 lebih mahasiswa yang rata-rata (semuanya) tidak mandi sebelum berangkat ke kampus ditambah lagi beberapa dari mereka tidak mandi  selama 2 hari. Mulai kebayangkan gimana aromanya?

Hal tersebut terkadang membuat gue ikut perihatin kepada 1 Atau 2 wanita yang berada di kelas tersebut. Para wanita selalu mandi dan menggunakan parfum-parfum agar wangi ketika di kampus. Tetapi mereka kerap mellupakan pertarungan antara aroma Parfum yang mereka kenakan dengan Aroma Terapi Perkawinan Silang (ATPS).

'Dari sudut biru kita panggilkan 'Aroma parfumm' dan dari sudut merah kita panggilkan 'ATPS'.

'Tingg ting ting ting', pertanda ronde pertama dimulai.

Satu detik kemudian.

Juri mengatakan ,'pemenangnya adalah ATPS'.

Wajar saja, Keganasan ATPS tidak bisa diragukan lagi. ATPS adalah sang juara bertahan selama bertahun-tahun lamanya.

Pasrah akan kekalahan. Mau tidak mau, mereka pun ikut mencium sensasi dahsyatnya ATPS.
Entah dosa apa yang mereka perbuat sampai-sampai mereka harus ikhlas untuk ikut mencium aroma terapi tersebut. Kenapa di bliang ikhlas? Buktinya sampai sekarang tidak ada satupun dari mereka yang memprotes.
Hahaha.


Siang itu jantung gue berdetak tidak karuan. Seakan jantung gue ingin meloloskan diri dari tubuh seksi yang gue miliki. Tidak ingin berpisah. Pencegahan pun gue lakukan secepat mungkin. Gue menarik napas dalam-dalam dan dalam hitungan ke-seratus gue buang bersamaan dengan gas lain yang beraroma dan memiliki cita rasa berbeda dengan apa yang gue hirup (baca:kentut). Efeknya pun cukup memuaskan, gue hampir mati kehabisan napas. haaha lebay.

Tiba di kelas DTD (Dasar Teknik Digital) alias (Diulang Tetap E) alias (Diulang Tetap E).

Dengan wajah cool seperti biasanya dan cuek. Gue pun duduk dengan mantap di barisan terdepan. Gue duduk di depan bukan berarti Gue bisa dengan pelajaranya. Waktu itu ada suatu hal yang menghadang gue untuk datang lebih awal. Dia tidak lain dan tidak bukan adalah diri gue sendiri. Gue ketiduran bagaikan manusia yang sedang tidur. Hal tersebut yang akhirnya membuat gue gagal merebut posisi pertama dalam perlombaan perebutan kursi terbelakang. Memang perlombaan ini tidak secara resmi diadakan, tetapi fenomena ini begitu kental dirasakan di kelas DTD , kentalnya seperti susu Dancow. Setiap orang berlomba untuk datang lebih awal kemudian siap melakukan antrian panjang lalu ketika dosen membuka gerbang pintu kesengsaraan, mereka pun langsung berlomba mengambil tempat duduk terbelakang. Seperti ada aba-aba yang mengatakan,'bersedia,siap,yaa'.

Kelas pun di mulai.
Seperti biasanya, Sang Dosen selalu memberikan makanan pembuka kepada Mahasiswanya. Tunggu dulu. Makanan pembuka disini bukan lah seperti ginger bread, froyo , es buah. bakpao, maratabak, bakso, sate (wuihh, mantapp). Tetapi Makanan pembukanya adalah seekor 'Kuis'. Kuis yang bakalan menjadi kuis. Katanya dosen ini sih, kuis yang diadakan setiap pertemuan ini bertujuan untuk melihat apakah Mahasiswanya ada belajar sebelum pertemuan ini atau tidak. Tentu tujuan yang sangat mulia. Semoga amal baik beliau diterima di sisi-Nya. Heheh, maapin saya pak.

Suasana hening.
Hening.

'ok, Time is over. Kumpulkan jawaban kalian di depan', kata Dosen yang bertitle sebagai Profesor .

Saat itu gue melihat dua kelompok dengan mimik wajah yang saling bertolak belakang. Pertama, mimik wajah dengan senyum ala pepsodent dan kedua adalah mimik wajah sedang menahan boker. Naas bagi gue,
Waktu itu gue masuk kategori wajah sedang menahan boker. Mimik wajah yang selalu menimpa mereka yang tidak belajar. Sungguh tragis nasib yang gue dan beberapa teman gue alami kali ini.

Dosen yang menurut gue memiliki kharisma yang begitu luar binasa, eh , luar biasa maksudnya.
Beliau langsung memberikan nilai dalam waktu kurang dari sepuluh menit ( gila!! hebat benar ni dosen). Bisa-bisa Dosen ini memecahkan rekor muri untuk 'Dosen dengan pemeriksaan Tercepat'.

Sang Dosen pun dengan lantang menunjukan nilai yang telah berhasil di inputnya kedalam laptop bermerek 'apple' yang dimilikinya kepada seluruh mahasiswa (catatan: dosen ini selalu menyimpan nilai semua mahsiswanya di dalam laptop dan data-datanya tidak pernah dibuang walaupun kita sudah lulus).  

Ibarat kata, sudah jatuh ketimpa semut. Gue pun harus ikhlas dan tawakal menerima cobaan yang begitu berat ini. Ya, Gue resmi mendapat nilai 0 BESAR dan yang lebih menyakitkan lagi adalah bersamaan dengan itu juga gue resmi terlihat bego di depan teman-teman yang lain. Rasanya gue ingin menangis sesaat dan mendendangkan lagu Ada Band yang berjudul 'manusia bodo'.

Beberapa jam kemudian.

'waktu habis, kalian dapat meninggalkan ruangan sekarang', kata dosen itu.

Dengan muka tertunduk, gue pun melangkahkan kaki gue menuju ke  kosan tercinta. Tetapi sebelumnya gue menyempatkan singgah di warung nasi langganan.
Karena masih terbayang akan kenyatan pahit berupa nilai 0 yang sangat sulit dilupakan. Gue berinisiatip untuk memakan nasi dengan 2 buah telur mata sapi sebagai lauknya. Waktu itu gue berpikir angka 0 adalah sinonim dengan telur mata sapi karena bentuknya yang hampir menyerupai lingkaran. Dengan memakan telur mata sapi tersebut gue berharap dengan Hajat telur mata sapi yang telah gue makan tadi (baca:taik) yang kemudian akan gue setorkan besok harinya akan ikut membuang angka 0 dalam pikiran gue.Dont Try This at Home.

Gue pun berusaha untuk mengambil pelajaran dari angka 0 tersebut. Makanlah makanan yang bergizi. Maap.Ralat. Maksudnya 'Belajarlah selagi masih ada waktu'. Sungguh sebuah rentetan kata sederhana yang memiliki arti filosofis yang sangat dalam. Penasaran? Pikir aja sendiri. hahaa




Tidak ada komentar:

Posting Komentar