Selasa, 03 Juni 2014

BNI Tapenas

Beberapa bulan terakhir gue mulai berpikir tentang masa depan.
Suatu hal yang jauh dari pikiran gue sebelumnya dan selalu gue sepele kan. Kalo boleh gue beri nomor skala prioritas dari 1- 100, hal yang baru gue pikirkan beberapa bulan terakhir ini mungkin berada di nomor 101. Jauh banget deh pokoknya. Alhasil gue terlalu sering mengabaikannya.

Hal yang gue maksud tersebut adalah "MENABUNG".
Padahal sewaktu gue duduk di bangku SD, gue senang banget menabung uang recehan ke dalam celengan hadiah dari tante gue. Setiap menemukan uang receh di sudut-sudut rumah gue langsung sigap mengutip dan memasukannya ke dalam celengan. Gue gak ingat nominal uang recehan yang telah berhasil gue kumpulkan sewaktu gue SD. Satu hal yang pasti uang dalam celelngan tersebut gak lebih dari 100 ribu rupiah.
Namun gue rasa yang terpenting bukan soal nominalnya, melainkan kesungguhan gue dalam menabung sewaktu SD yang gue salut. 

Gue heran kenapa kebiasaan menabung gue seperti waktu SD  bisa begitu aja hilang. Mulai sejak gue duduk di SMP sampai gue menjadi mahasiswa tingkat akhir seperti sekarang, gue sama sekali belum memiliki tabungan. Setiap bulan saldo ATM gue habis tak bersisa. Bahkan sering semenjak kuliah gue malah harus ngutang kesana kemari karena uang bulanan  gue habis sebelum waktunya. Gue beruntung masih banyak orang di sekitar gue yang mau membantu meminjam kan uang ke gue ketika uang bulanan gue habis sebelum waktunya.

Gue pernah dengar kata-kata," lebih besar pasak daripada tiang."
Menurut gue kata-kata itu cocok banget buat menggambarkan kebodohan gue dalam me manage keuangan. Gak ada yang salah sih dengan jumlah uang yang dikirimkan orang tua gue setiap bulan nya.
Sifat yang selau merasa tidak cukup dan kurang bersyukur yang ada pada diri gue sebenarnya yang menjadi aktor utama nya. Padahal di kingkungan kampus gue masih banyak mereka yang uang bulananya jauh di bawah gue. Hebatnya, jarang banget dari mereka yang harus ngutang kesana kemari karena kehabisan uang. Gue harus bisa kayak mereka. Kebutuhan harus lebih diutamakan dari keinginan. Gue harap dalam waktu dekat gue bisa merubah kata " lebih besar pasak daripada tiang", menjadi "tiang gue lebih besar daripada pasak yang segitu."

Gue rasa gak ada kata telat untuk berubah. Untuk berubah, hal yang paling sulit itu adalah memulai nya. 
Tekad gue sekarang adalah gue harus mulai untuk menabung uang bulanan. Menurut gue cara yang paling efektif adalah dengan menabung di setiap awal mendapat uang. Bukan menabun ketika di akhir. Tau gak kenapa? Menabung ketika di awal mendapat uang bulanaan secara otomatis kita akan berusaha untuk dapat mencukupi kehidupan kita sebulan ke depan dengan uang yang tersisa. Dalam pengeluran pun kita akan semakin berhati-hati, apalagi kalo uang yang kita tabung di awal ketika mendapat uang bulanan nominalnya besar. Gue yakin mau beli permen aja kita bakalan mikir 2 kali. LOL.

Tepat pada tanggal 3 Juni 2014 kemarin gue memutuskan membuka BNI Tapenas.
BNI Tapenas adalah Tabungan Perencanaan Masa Depan. Gampangnya, gue akan bercerita mengenai kasus gue. Jadi setiap bulan tabungan gue yang ada di BNI Taplus secara otomatis akan berkurang sesuai nominal yang telah gue sepakati sebelumnya dan nominal yang berkurang tersebut akan masuk ke saldo BNI Tapenas. Kata si CS, saldo BNI Taplus gue akan dipotong setiap tanggal 5. BNI Tapenas ini merupakan simpanan berjangka. Maksudnya adalah uang yang kita simpan tersebut akan bisa di ambil setelah jangka waktu nya berakhir. Kalo gue sendiri memilih yang jangka waktunya 2 tahun (rentang waktu minimal).
Mudah-mudahan 2 tahun gak terasa lama, ya.

Oke, gue rasa untuk saat ini menabung di BNI Tapenas adalah solusi terbaik buat gue untuk mulai menabung.
Lets start to save your money