Jumat, 22 Juli 2011

Semester Pendek



Liburan.
Mulai Liburan semester genap sebenarnya uda lama banget. Seingat gue, dari tanggal 11 juli kemaren, kampus gue uda ngadain liburan masal.
Gak heran, anak-anak rantau uda pada pulang kampung.
Di tambah lagi kampus yang biasanya rame di jamah para mahasiswa mulai terlihat sepi.

Namun di balik fenomena libur panjang ini,  gak semua mahasiswa dapat merasakan dan ikut berpatisispasi menikmatinya. Termasuk gue sendiri.
Ada faktor eksternal yang menghambat ritual 'Malin pulang kampoang' tertunda untuk beberapa minggu.
Salah satu penyebabnya , ya itu, nilai yang hancur .
Terlihat dengan jelaas (baca:sadis), nilai D  dan E mendominasi KHS gue.

Akibatnya, suka gak suka,jalan terakhir gue untuk memeperbaikai nilai adalah denagn mengiikuti SP ( semester pendek).
Tujuanya sih uda jelas untuk memperbaiki nilai. Hope, it can happen.
Satu lagi, gue pengen buat orang tua gue bangga. Percuma aja orang tua gue uda ngebiayai kuliah mahal-mahal. Terus nilai yang gue tunjukin ke mereka gak ada satupun yang berwujud.
Makanya, di SP ini gue bertekad untuk berjuang mati-matian. Gue relain tidur jam 10 malam bangun jam 7 pagi.
Waktu lapar, gue pergi cari makan. Waktu mau mandi, gue gak lupa bawa sabun.
Gilak kan pengorbanan gue.


Oya, tadi di kampus waktu gue sama teman-teman yang lain lagi pada ngumpul.
Tiba-tiba aja teman-teman  gue pada buat candaan kecil untuk saling menghibur sesama.

"woy,  lambang jurusan kita kan 'e' ." kata Gosi.
"Jadi wajar aja nilai 'e' yang banyak di KHS kita , ini ngebuktiin kalo kita tu bangga sama ni jurusan."

"ahahahaa"

Terus, si Lupi nambahi.
"Mahassiwa lain kan uda pada libur ni ceritanya. Jadi kalo bapak-bapak di warkop liat kita pergi ke kampus, pasti mereka pada mikir kita ni mahasiswa rajin. Gak tau aja dy, kalo kita SP."

Ya begitulah beberapa candaan singkat yang bisa sedikit menghibur kami para mahasiswa yang sedang berusaha menaklukan SP.

Sebetulnya sih masih banyak jokes singkat lainya.
Namun berhubung gue mau makan, sekian aja ya ceritanya.

Minggu, 17 Juli 2011

NASAKOM (NAsib SAtu KOMa)




'Kejar lah cita-cita mu setinggi langit'.
'Jangan takut untuk bermimpi setinggi-tingginya'.

Quotes yang sering banget gue dan semua orang dengar sejak dilahirkan di dunia ini.


Di SMA , gue punya cita-cita untuk berkuliah di jurusan teknik kelak.
Dalam otak gue yang pas-pasan ini, kuliah di jurusan teknik itu ibarat 'Menjadi seorang raja dalam kerajaan'.
Secara anak teknik tu pada macho abiss.
Ke machoan itu semakin di dukung dengan beberapa fakta.
Misalnya aja, bulu ketek yang nyambung sama bulu dada. Terus, Upil yang bebas berkeliaran dimana aja.
Gak bakalan ada orang ang peduli deh.
Karena dapat di pastikan keberadaan para wanita di fakultas teknik tu minim banget, bisa dibilang limited edition.


Mimpi gue ternyata berbuah manis.
Gue keterima di sebuah PTN, jurusan Teknik Elektro.
Perasaan gue waktu itu sulit di ungkapkan dengan kata-kata. Ceeilee.

Kuliah di Teknik Elektro ,ternyata gak semudah yang gue bayangkan.
Gue setuju dengan perkataan, 'Kuliah tu ibarat panggung gladiator Killing or Being Killed.
Gue termasuk salah seorang yang di bunuh. Damn it's true
Susaah banget kuliah di elektro bagi gue. Rasanya tu kayak kita punya bisul sebesar buah jeruk di pantat, terus kita dipaksa duduk dengan lidah menjilat kaki.

Gue gak tau, apa mungkin ini karena IQ gue di bawah rata-rata.

Sudah setahun gue kuliah di jurusan Teknik elektro.
Bukanya peningkatan prestasi yang gue peroleh, tapi malah sebaliknya.
Di semester awal, gue masi mampu mendapat IP 2,** tapi di semester kedua, IP gue semakin terperosot dengan hanya 1,**.
Bisa dikatakan, otak gue mengalami pendegradasian fungsi.

Fenomena ini, membuat papa gue 'mendidih'.
Gak heran ketika di telepon. Papa gue lebih mendominasi pembicaraan.

'Papa heran sama kamu, do', menghela napas sesaat.'Papa malu punya anak kayak kamu'. Papa melanjutkan.

Dengan nada polos (innocent) gue menjawab,'Kenapa malu pa?'

'Papa malu ,teman papa yang anaknya juga kuliah di Jawa', nada suara papa mulai mengeras.'asal kamu tau, IP mereka tu 3 lebihh'.

'heem', suara tikus kejepit (baca :fido).

'Kamu tu bodoh, goblok, ******, gak pernah buat orang tua bangga.' Rentetan kata-kata bijak yang berhasil gue ingat sampai sekarang.

Papa kembali melanjutkan siraman rohaninya,' Kalo kamu uda gak mau kuliah, kamu bilang sama papa!! Masi ada adek-adek kamu yang mau diurus'.

Gue gak bisa ngebayangin muka papa gue waktu itu. Satu hal yang pasti, mukanya bisa jadi lebih seram dari  shinchan. Oya, pembicaraan di telepon tadi lebih sering monolog.

Dari pembicaraan tadi gue sadar, IP adalah segalanya buat papa.
Dia gak pernah mau tau apapun alasan gue, entah itu karena gue kurang bisa sama pelajaranya  ato gue gak nyaman sama jurusanya.
Itu adalah alasan manja yang gak bakalan mungkin papa dengarin.

Jadi lebih baik, kalo gue ngedengarin semua yang papa bilang.
Ya, walopun nanti apa yang papa bilang bakalan keluar lagi dari kuping kiri gue. Tapi setidaknya gue uda berusaha untuk dengarin.

Tadi sebelum gue nulis cerita ini, gue sempat npnton film Kambing Jantan untuk yang ke dua kalinya.
Uda tau kan siapa aktornya. Yak, Raditya Dika.
Bukan masalah film nya yang mau gue bahas disini, cuman gue mau nunjukin sedikit perbedaan jalan hidup gue sama dia.



Apa maksudnya sama foto diatas?
Hehe, apa ya. Gue juga binggung, kayaknya gak ada hubungan.

Pokoknya,gue bukan kayak Raditya Dika di film Kambing Jantan nya. Dimana dia bisa terus terang kepada orang tuanya kalo dia uda gak nyaman sama kuliah Finance nya di Austarlia dan ingin segera berhenti.
Terus, orang tua nya pun mendengarkan dan menyetujui apa keinginan dia.

Kalo cerita gue sama kayak dia, mungkin gue uda bakalan buat film.
Judulnya 'Bukan Kambing Jantan'.

WEll,Life Must Go On

Sabtu, 09 Juli 2011

4L@Y


Pagi tadi, di waktu gue dan mirza sedang makan bersama.
Bisa di bilang nge-date. Tapi itu anggapan  Mirza, secara dia belum (gak akan) punya pacar.
Bagi gue, makan bersama dengan Mirza adalah cara yang paling efektif, agar gue terhindar dari godan Om-om yang jenis kelaminya masih belum jelas (baca: HOMO).
Bisa di katakan, Mirza merupakan sebuah tameng yang berdiri kokoh dan berfungsi melindungi diri gue dari godaan OM-OM Jablay.

Selagi asik-asiknya menjamah dan merobek2 daging si ayam dengan brutal.
Tiba-tiba aja Mirza berceletuk tentang si Andi.
Tapi tenang, Andi disini bukanlah salah seorang teman kencan Mirza.
Dia adalah teman sepermainan gue dan mirza di masa SMP.

'Do,pernah baca gak Postingan Andi di FB?', kata Mirza dengan muka berseri-seri.

'Ya pernah la jok, namanya juga gue uda jadi Friend dia di fb', sahut gue.

'Haha',Mirza ketawa. 'susah kalii kan baca tulisanya', Mirza melanjutkan perkataanya.

'Ahaha, I know, what you mean'.

'......'

Pokok dari pembicaraan kami disana adalah seputar tulisan ALAY ato 4l_4y. Dan yang menjadi objeknya adalah Si Andi.
Gue yakin, semua orang uda pada tau tentang fenomena tulisan alay tersebut.
Tulisan yang membuat mata keseleo ketika membacanya dan memaksa otak bekerja cukup keras untuk memahaminya. I hate to see the writing like that.

Oya,Biar gak terjadi fitnah. Gue bisa tunjukin beberapa bukti yang dapat menunjukan bahwa teman gue yang satu ini, layak di kategorikan sebagai orang yang memiliki TULISAN KERITING.
Ini gue ambil dari beberapa postingan dia di FB.

Baca sendiri ya,


Duhhh........

PniG Nih g'aD kRjaaN....
G'aD pmAsukan...
Yg ad mLah bNyk pNgeLuarn....
Kwan......
Bgi Q KrjaaN dNk....??
Yg jLs hRs haLaL y...



ato


Wduh....


Hjan puLa nE...

Q jd g'bs aPeL am s C ne...

HehehE......



ato


Kira2 bsK ad FnaL StatistiK g'y.....??


KLo ad...


Gwat nE.....


SoaL@ Q jrag Catat pLjran StatistiK tu.....

KACO NE.......,,,,,



Keliatan kan.
Gmana susahnya membaca tulisan tersebut.
Menurut gue, mereka yang memiliki kemampuan dalam menulis secara ALAY ini adalah tipe orang yang suka akan keribetan.

Liat aja, ketika mereka ingin menulis 1 kalimat.
Ada banyak hal yang harus mereka pertimbangkan.

-Pola tulisan  seperti apa yang harus dibuat dan seberapa banyak huruf besar dan kecil yang harus digabung untuk membentuk sebuah kalimat yang susah dibaca.

-Berapa banyak angka yang bisa diganti sebagai huruf. Contoh : 4--->> A  dan 5--->> S dan 6--->> G

- Dan berapa banyak kata yang dapat di singkat . Contoh: C-->> cewek   dNk--->> Dong

Itu adalah point-point penting untuk mereka yang ingin berkecimpung dalam penulisan ALAY.
Bagi yang mau coba. Gak ada salhnya ikutin poin-poin itu. Haha

Gue percaya 1 hal. Bagi mereka yang menulis secara Alay. Mungkin ,mereka memegang teguh sebuah prinsip different is not bad.
Ya,dengan tulisan seperti itu, mereka bisa lebih mengekspresikan dirinya, sambil nunjukin ke orang -orang bahwasanya mereka tu beda. Beda dari wajah, kulit , tangan dan jari mana yang dipake buat ngupil.
Ya, itu menurut pandangan Gue sendiri.

Namun, jika ada yang tanya ,'Do you wanna Try?'

Maka gue akan menjawab secara lantang 'NOO NOO!! '.

Jumat, 01 Juli 2011

Pasutri yang Gak Ideal !!

Siang itu, gue nemanin kawan gue si Piras pergi ke TIKI (Titipan Kilat).
Gue kurang tau, dia mau kirim barang apa. Gak penting bangat kan buat gue pikirin.

Waktu itu, jam tepat menunjukan pukul 11.45.
Uda cukup siang tapi cuaca tidak terlalu panas.

Faktanya, waktu itu gue belum juga sarapan pagi. Gak heran, perut gue pada komplain.
'Woyy, bangsaat. Kasii jatah makan dongg', kata perut gue.

Mendengar teriakan yang cukup mengerikan dari dalam perut.
Hati gue pun tergerak untuk menunaikan pemberian jatah makan pada perut semata wayang ini.

'Ras, Gue keluar ya', gue bilang ke Piras. 'Perut gue uda minta jatah ni', gue melanjutkan.
'Ok, Bro', Piras jawab singkat.

Gue berjalan di sekitaran TIKI meninggalkan piras yang sedang mengantri disana.

Mondar-mandir beberapa menit.
Gue gagal menemukan warung makaan. OH Shitt.

Berhubung gue uda gak ada tenaga,
Akhirnya, gue pun memutuskan untuk kembali.
Sambil berharap, akan ada seseorang yang datang membawakan makanan kepada gue,
Sebelum Gue mati kelaparan.

Menunggu sendirian diluar, rupanya membuat gue mati gaya.
Mau coba foto diri sendiri, dengan gaya mulut dimajuin kedepan dan kamera menjepret dari atas ato berfoto dengan gaya jari telunjuk di pipi dan dengan senyum ala pepsodent.
Bisa-bisa mereka yang pada lihat, akan mengira gue seorang wanita berdada rata.

Dari pada gue memfoto diri sendiri. Tiba-tiba aja otak gue bekerja cukup canggih.
Dengan HP yang mempunyai pixel kamera 8,1 MP.
Ya, gue harus memfoto sesuatu objek.
Apa aja, siapa tau jepretan gue bisa dijual kelak.
'Biar lapar, Asal Jepret'.

Objek yang gue dapati disana, kebanyakan adalah bapak-bapak berkumis tebal dengan sebatang rokok menemaninya. Kalo gue ambil objek itu, gue yakin, ketika gue kirim ke sebuah redaksi, foto itu akann langsung dijadikan tisu di kamar mandi. Dimana harga diri gue sebagai fotografer.

Hingga akhirnya, gue mendapati sebuah objek yang cukup menarik disana.
Ada perempuan dengan postur yang cukup tinggi lewat dihadapan gue.

Ini bukanlah hal yang biasa bagi gue. Kenapa?
Pertama, kebanayakan wanita Indonesia hanya memiliki tinggi 150-160 cm.
Kedua, Kebanyakan mereka keliatan tinggi karena menggunakan sepatu hak tinggi. Ini namanya penipuan.

Tapi kali ini beda, Gue lihat kakinya masi menapak di tanah. Ya iya lah, emnaknya Hantu.
Pokoknya, ini perempuan emank benran tinggi banget, gak kayak cewek Indonesia biasanya.

Liat aja ni fotonya.
Catatan: Gue ambil foto ini secara diam-diam, kalo sampe ketauan, bisa-bisa gue di plintir sama cewek ini terus dijadiin makanan ikannya.



Pasutri yang gak ideal

Gue yakin, ini adalah salah satu  korban suami yang takut istri.

Pekerjaan suami yang dialihprofesikan


Foto yang gue ambil dari jarak terdekat
Setelah berghasil menjadi PAPARAZI beberapa menit.
Piras pun keluar dan kami pun buru-buru pulang. Sebelum cewek itu sadar, kalo gue uda jadiin dia foto model gue siang itu. Piecee Girl.
Gue cukup senang karena berhasil menggambil gambar yang menurut gue cukup unik.
Ini cukup mengenyagkan perut gue yang lapar waktu itu. Hahaha

Minggu, 26 Juni 2011

Kisah Siput dan Fisherman




Dalam dunia percintaan, gue kalah telak sama adek gue yang masih SMA.
Selama hidup gue, gue baru sekali nembak cewek dan untungnya aja gue dierima. Good job.

Di usianya yang 3 tahun lebih muda dari gue, dia uda bisa menggaet banyak cewek.
5, 6, 7,8 bahkan lebih. Who knows?. Gue lupa saking banyaknya cewek yang uda dia pacarin.
Hal ini semakin membuat perbedaan  yang  mencolok antara gue dan adek gue si Yudi.

Bagi dia, cewek itu ibarat gerombolan ikan tongkol di laut . Dimana, dia adalah seorang Fisherman nya .
Dia akan terus menebarkan mata pancingnya (baca :rayuan manis) sampai salah satu dari mereka masuk dalam perangkapnya dan.....
Dalam sekejap salah satu dari mereka resmi jadi pacar baru adek gue .
Bisa di bilang adek gue ini smoothtalker.
Jadi mudah aja bagi dia taklukin wanita.

Naasnya, gue bukan tipe cowok kayak dia.
Gue termasuk ke dalam kategori cowok SIPUT.
Ya, SIPUT.
Siput yang gerakanya lambat dan sering bersembunyi di rumahnya ketika berjumpa makhluk asing.
BInatang itu mencerminkan kepribadian gue banget.

Waktu gue suka dengan Tarina (cewek yang sampai sekarang masih jadi pacar gue). Selayaknya orang normal, gue melakukan PDKT.
PDKT yang gue lakuin berlangsung lumayan lama (sangat lama),lebih dari setahun gue terus berkecimpung dalam dunia PDKT. Maklum, SIPUT.
Hal yang paling bodoh gue lakukan saat masa PDKT adalah ketika gue berpapasan dengan Tarina di sekolah, bukannya menebar senyuman ato pun menyapa dia.
Namun yang gue lakukan adalah bertindak abnormal. Misalnya aja, gue garuk-garuk mata sampe berdarah ato garuk-garuk rambut, sampe kutu-kutu di kepala gue berloncatan ato mencium teman yang berada tepat di samping gue at that moment.
Padahal, saat-saat gitu, gue pengen banget ada orang yang bersuka cita mukul kepala gue dari belakang, sampe akhirnya gue pingsan.
Dengan begitu, Tarina gak akan pernah melihat tindakan abnormal gue.

Biasanya, dalam PDKT, seorang cowok bertipe smoothtalker hanya membutuhkan waktu seminggu atau beberapa bulan aja. Setelah itu, dia akan siapin mental baja buat bilang I LOVE YOU.
DI terima ato pun di tolak, itu urusan nomor 1000.
Berani mengutarakan perasaan lah hal yang paling utama.

Ini udah di buktikan oleh adek gue sendiri.
Belum genap 1 tahun sekolah si MOSA (Modal Bangsa) yang notabenya merupakan sekolah berasrama.
Dia uda bisa kembali menunjukan kapasitasnya sebagai seorang Fisherman handal.
Yah, He succesfully got a girlfriend again.



Jumat, 24 Juni 2011

All Is Well



Gue suka nonton film.
Terutama film action. Waktu gue nonton, gue sering ngebayangin gue adalah tokoh utama di film itu.
Gila kan, keren banget, kalo gue bisa nglahin puluhan penjahat hanya dalam waktu sekejap.

Adegan yang paling gue suka adalah waktu sang anak  muda mencoba membebaskan kekasihnya dari para penjahat. Biasanya tuh,  anak muda ini berantam kayak kesetanan. Gak peduli badan kena tembak, tertusuk pisau, bahkan kepalanya hilang pun mungkin mereka gak sadar.
Gue rasa mereka pada make doping ato gak semacam suplemen obat kuat cap kodok rabies. Biar kuat gitu.
Aktor-aktor yang begitu familiar di otak gue adalah seperti Robert downey, Ben Stiiller dan Jason Stattham.
3 aktor yang uda gak perlu di ragukan lagi kapasitasnya. Terbukti, film-film mereka banyak meledak di pasaran.
I like Their movies


Namun hari itu ada yang berbeda.
Film yang gue tonton bukanlah serial action.
Hal ini terjadi ketika Kawan gue menceritakan bahwasanya dia baru aja nonton film India. Dia bilang film itu keren bangett. 'Nyesel deh kalo gak nonton...'.
Mindset yang terbentuk dalam diri gue tentang film india adalah film yang lebih menonjolkan tari-tarian gak jelas dengan diiringi suara melengking kayak tikus kejepit pintu. Makanya, dari dulu kalo ada film India di TV, gue lebih memilih untuk mengganti siaran.

'Serius, enak ni film?', tanya gue.
'Benaran jo, coba nonton aja deh kalo gak percaya',jawab seorang teman.
Termakan rayuan teman gue tadi, gue pun memutuskan untuk menontonya.Yak, film yang berhasil mencuri hati gue adalah '3 idiots'. Sebuah film yang memiliki cover cukup porno, disana terlihat 3 orang bermuka abstrak sedang menggaruk bokong yang cukup lumayan besar.
Film ini jauh dari yang namanya film Action.

Film ini menceritakan tentang 3 orang sahabat yang berkuliah di fakultas teknik, di salah satu universitas unggulan di India.
Gue gak habis pikir, film yang awalnya gue pikir bakalan masuk ke dalam kategori 'The bad movies i've ever seen' sepanjang film yang pernah gue nonton. Rupanya menjelma menjadi sebuah film yang Inspiring banget buat gue.

Latar tempat film ini diambil sangat sesuai dengan apa yang gue alami.
Film ini menceritakan tentang perjuangan mahasiswa teknik dalam menghadapi persaingan di perkuliahan.
Secara kebetulan gue juga merupakan salah satu mahasiswa Teknik. Jadi menurut gue film ini sangat bermanfaat dan memberikan banyak pencerahan pada diri gue dalam menghadapi perkuliahan.
Mulai dari bagaimana cara berhadapan dengan Dosen  killer, kisah percintan mahasiswa, cara menghadapi kawan yang terkadang juga merupakan lawan , dan menghadapi tekanan yang begitu besar dari pihak keluarga.
Semuanya dirangkum dalam film  yang berduarasi cukup panjang ini.

Bakalan susah kalo gue ceritain dalam bentuk tulisan.
Gue saranin, buruan nonton deh ni film. Gak mesti anak teknik, film ini cocok buat semua kalangan.

Well, Gue uda 2 kali ngulang nonton ni film. Kayaknya gue uda ketagihan.
Oya, disana ada kata-kata bijak yang bisa kita praktekin dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
Misalnya waktu kita mau ujian, kita jangan sampai panik. Jangan pikirin mau sesusah apapun soalnya, kita cukup tarok tangan di dada, terus bilang ALL IS WELL.
Di jamin, kita bakalan lebih rileks dalam menjawab soalya. Gue belum nyoba sih, cuman gue yakin aja.

Makanya sampe H-2 sebelum  UAS, gue juga belum belajar sama sekali.
Gue berpikir 'ALL IS WELL'.
Dasar bego.








Senin, 20 Juni 2011

Pantaskah Menjadi Seorang Anak Aceh ?


Nama gue Alfido. Diliat dari silsilah keluarga,
Gue merupakan keturunan bangsawan Aceh.
Mengingat nama almarhum kakek gue Teuku Aziz Kari.
Cuman gak lucu kan kalo di KTP nama gue jadi  Teuku Alfido atau Cut Alfido Kemalahayati.
(catatan: Teuku dan Cut merupakan nama yang di berikan bagi mereka para keturunan bangsawan Aceh)
Nama itu gak boleh sembarangan digunakan. Ingat, khusus untuk bangsawan Aceh.

Gue adalah seorang anak yang di lahirkan di Aceh Utara, lebih spesifiknya Lhokseumawe pada tanggal 5 Oktober 1992 silam.
Kalo di htung-hitung, usia gue kini baru genap 18 tahun. Masih cukup muda dan masih memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar yang gue miliki.

Lahir dan besar di Aceh sebenarnya bukan karena keinginan gue pribadi.
Aktor di balik itu semua adalah papa.
Papa adalah salah seorang karyawan PT.PIM , perusahaan yang bergerak di  industri perpupukan yang berlokasi di Lhokseumawe, Aceh Utara.
Karena papa bekerja di sana, mau tidak mau gue juga harus tumbuh dan berkembang di kota yang terkenal dengan syariat islamnya.

Masa-masa kecil banayak gue habiskan dengan bermain di komplek perumahan.
Tidak, itu terlalu luas.
Masa kecil banyak gue habiskan dengan bermain di depan pagar rumah. Permainan tradisional seperti petak umpet, jongkok kring dan patok lele kerap gue mainkan dengan sodara-sodara gue yang lain.
Meyedihkan kalo dikenang , tetapi menyenangkan di masanya dulu.
Gue termasuk dalam kategori anak kuper .
Teman yang gue miliki semasa kecil bisa dihitung dengan bulu ketek yang gue miliki waktu itu (kalo ada).
Hal ini disebabkan  karena gue begitu selektif dalam memilih teman.

Selagi gue menuntut ilmu di UNIBRAW Malang, Jawa Timur. untuk mendapatkan gelar Ir.
Gue mendapati hal baru yang kerap membuat gue jenuh sebagai seorang perantau di pulau orang.

Hayoo,Apa itu? Makanan ya? Hemm, pasti Home sick ya? Atau kangen pacarnya kann?
Kalo boleh jujur, tebakan itu tepat juga. Tapi bukan itu yang mau gue bahas kali ini.

Kali ini gue lebih melihat dari segi bahasa.
Yak, bahasa daerah.
Kebanyakan para mahasiswa disini mengunakaan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi dengan mahasiswa lainya. Maklum aja, mayoritas mahasiswa di kampus gue asli penduduk Jawa. Dan hanya sedikit yang berasal dari luar Jawa.
Alasan meraka mengunakan bahasa Jawa adalah agar lebih mengakrabkan. Lagian ini juga merupakan hal yang sudah biasa mereka lalkukan dari kecil dulu, jawaban dari seorang kerabat gue.

Dan apa tindakan yang gue lakukan di situasi seperti ini?
Terbengong dan terpana adalah 2 kombinasi  yang kerap gue lakukan untuk perlahan-lahan mencoba mencerna dan memahami apa yang sedang mereka bicarakan dengan Bahasa Jawa nya.
Bahkan ada beberapa teman, yang menurut gue sama sekali uda gak cocok  untuk berbahasa Indonesia.

Saking seringya mendengar mereka berbahasa Jawa. Gue udah lumayan mahir dalam berbahasa Jawa.
Mudah-mudahan aja logat gue gak ikutan berubah juga.

Selama hampir 17 tahun tumbuh berkembang di Aceh.
Gue juga belum bisa bercakap dalam bahasa Aceh.
Paling mantap kata-kata yang bisa gue kuasai adalah seperti:
Pajoh bu le
Peu haba?
Haba Geut
dan yang paling familiar dan  sudah berhasil  gue  hapalkan luar kepala adalah :
Adoe ma Keuh!! ( ini sering gue dengar waktu di SMP dulu, ketika salah seorang anak ingusan yang berlagak menjadi preman dan menggertak teman-temnaya yang cupu. Salah satu korbanya adalah gue sendiri ).

Gue baru merasakan penyesalanya sekarang. Hampir 17 tahun berada Di Aceh, gue juga belum bisa menguasai bahasa daerahnya.
APA KATA ORANG ACEH ??

Bisa dikatakan keturunaan kakek gue mengalami  pendegradasisan  dalam hal berbahasa.
Mulai dari kakek gue yang mahir berbahasa Aceh beserta logatnya.
Kemudian papa yang cakap dalam mendengar dan hancur dalam berbicara.
Kemudian gue yang sama sekali gak bisa berbahasa Aceh, baik speaking maupun listeningnya.
Dan mungkin nanti, waktu gue uda punya anak.
Anak gue bakalan gak percaya kalo gue adalah orang Aceh.

Namun, pantas ato tidak. Gue tetaplah seorang anak Aceh dengan segala kekuranganya.

Jumat, 20 Mei 2011

Cerita di Penghujung SMA

Graduation Day

Gue mau ucapin selamat buat seluruh adek kelas gue yang telah lulus pada UN kemarin.
Selamat buat kalian semua.

Dengan diummumkanya nilai UN, itu berarti masa-masa kalian di SMA akan segera berakhir.Tapi ini tentu hanya bagi mereka yang dinyatakan lulus. Kalo yang belum, mungkin bisa mengikuti ujian susulan. Gue kurang tau apa sekarang masih ada ujian susulan?? Gak penting, secara gue uda lulus.

Perjuangan panjang selama 3 tahun di SMA, akhirnya membawa kita tiba dipenghujungnya.  Di saat  seperti ini biasanya perasan kita saling bercampur aduk. Senang dan  sedih bercampur menjadi satu, menciptakan suatu sensasi yang sulit di ungapkan dengan kata-kata.

Hmm, tentu Kita senang karena kita berhasil lulus. Ini berarti perjuangan kita selama ini gak sia-sia. Ya iya, secara UN yang kerap diibaratkan sebagai momok yang paling menakutkan bagi para siswa dan sekarang  momok tersebut  berhasil dikalahkan. Gue yakin kebayakan siswa gak bakalan peduli sama nilai UN nya. Yang paling penting adalah sebuah kata ‘lulus’, itu dia The Most Important Thing. Ya gak?
Setelah dikatakan lulus tadi, kita merayakannya dengan makan-makan bareng teman-teman, kelililng jalan dengan sepeda motor, MAen gama seharian, Saling jepret-jepretan dengan SLR terbaru, Update status di FB, twitter biar dikatakan Up to date.  Banyak lagi dah yang bisa kita lakukan, apalagi dizaman sekarang yang semakin canggih akan teknologinya. Jangan maen aja, ingat solat juga biar makin afdhol.

Foto di Kala Muda, It's Cool
Mungkin itu tadi apa aja yang buat kita senang, Gak semua, cuman kurang lebih sedikit menggambarkan perasaan apa yang kita rasaakan kala itu.

Kemudian ada hitam ada putih, ada senang ada sedih. bagus kan pantunya? Gue belajar dari OVJ. This is my secret.

 Sedih juga akan kita rasakan kala itu.  Ini yang gak boleh dlupakan teman. Jangan mau senagnya aja, kita harus siap menghadapi kesedihan.

Pertama, kita menyadari bahwasanya kita akan segera meningggalkan bangku sekolah yang telah banyak memberikan warna dalam kehidupan kita. Bercanada dengan teman, ketawa, Ngobrol,gangguin guru, dihukum guru,bolos,saling ejek anatara teman , dan yang paling tidak baik ditiru adalah kebiasaan mengejek seorang guru. Gue masih ingat beberapa figure teman gue yang memiliki kebiasaan  mengejek guru. Tapi itu wajar, di masa SMA adalah masa dimana kita sedang mencari jati diri, istilah biologisnya ‘puber’. Kita selalu ingin mencoba hal-hal baru terlebih hal yang membuat kita enjoy.

Kedua,Seragam sekolah yang selama ini kita kenakan mulai dari pagi hingga sore harus segera kita tinggalakan. Karena di bangku kuliah uda gak ada lagi yang namanya seragam. ‘Say no to Uniform’, katanya gitu.  Kalo bagi gue hal yang menyenangkan, mengingat seragam gue yang gak pernah bersahabat. ‘I hate my uniform’, kata gue. ‘Me too’, kata si uniform kalo dia bisa bicara. Itu mungkin penyebab gue gak bisa rapi memakai seragam

Foto Gue bersembunyi diantara mereka
Dan yang terakhir,gue rasa ini gak semua siswa akan ngerasain. Gue termasuk siswa yang sempat merasakanya Apa ,apa? 
Pacar. Apaa? PAcarrr.
Yak, bagi mereka yang sedang berpacarann, momen kelulusan  gue rasa termasuk momen yang  menyedihkan. Setelah lulus SMA, pastinya para siswa akan mulai berpikir ‘akan melanjutkan kuliah ke manankah saya?’ ‘saya kuliah dimana?’ ’ Di manakah saya kuliah?’ ‘kuliah apa enaknya?’.
Pertanyan ini  yang sering kita pertanyakan dalam diri kita sendiri. Walopun sepasang kekasih, dalam hal ini mereka kerap kali bebrbeda. yang satu mau kesini, yang satu mau kesana. Sebab, setiap manusia mempunyai  harapan dan cita-cita yang berbeda-beda . Gak mungkin kan, cita-cita seseorag kita yang tentukan. Ini dia yang menyebabkan LDR kerap menimpa mereka. Awalnya, LDR memang sedikit tidak mengenakan,  namun seiring berjalan waktu, gue yakin mereka yang benar-benar serius dan punya komitmen bisa melaluinya. Gue saranin, buat suatu komitmen dalam menjalani sebuah hubungan.
Kalo gak ada komitmen, bagus udahan aja.

Oya, ada suatu dialog dari film nya Radityadika ‘Kambing jantan’ yang paling gue suka.
Buat kalian yang mungkin atau akan mengalami LDR wajib baca pokokny!!!  

Dialog antara Radit dan pacarnya di telpon ketika mereka sedang dalam LDR.Gue uda agak lupa kalimatnya.Tapi, Seingat gue begini.

Pacar : Dit, coba kamu liat keluar jendela.
Radit : emank kenapa?
Pacar : Hmm, cobaa duluu.
Radit : Bentar yaa… Iya aku uda liat ni, terus kenapa?
Pacar : coba kamu liat bulan.
Radit : hmm….iya uda.
Pacar: Lucu ya, walopun kita jauh, kita tetap lihat bulan yang sama. Itu yang buat aku ngerasa dekat sama kamu..



Kebayangkan, maksudnya apa. Terjemahin sendiri pokoknya.
Sedikit api semangat buat kalian yang akan mengalami LDR.
Hidup LDR.
Itu aja sedikit hal yang mau gue sharing disini.
Gue harap bisa bermanfaat bagi para pembacanya.

Your life must going on..
Kepp spirit guys!!!!






Selasa, 17 Mei 2011

Our struggle is not over yet

Suda lama juga gue gak nulis lagi.
Alasan gue sih klasik, tugas yang begitu banyak plus kuis yang hampir setiap minggu diadakan.
Ya itu aja, gue rasa alasan yang cukup masuk akal sehingga menghambat gue untuk kembali menulis.

Di tengah kesibukan gue yang agak padat #sok artis.
Gue ingin berbagi sedikit cerita tentang rutinitas apa yang gue lakukan dalam 3 hari belakangan ini.

Belakangan ini gue lagi sibuk menggarap proyek pembuatan robot Line Tracer ( Robot Pengikut Garis) .
Memang ini bukan tugas kuliah atau karena gue ke terima di tim robot.
Gue dan ke 3 teman gue hanya  ingin berpartisipasi dalam lomba robot. Kebetulan lomba kali ini hanya untuk mahasiswa di jurusan kami aja. Sainganya pun hanya dari sesama angkatan.
Pastinya, peluang menang  akan lebih besar. Secara gue uda berpengalaman.Hoho.

Kabar perlombaan ini sebenarnya sudah lama berhembus, Seingat gue uda hampir 1 bulan yang lalu.
Tapi berhubung kami para mahasiswa yang bermotto 'Yang Penting Santai', kami baru mulai menggarapnya 3 hari yang lalu.
Motto yang sudah seharusnya diganti jika seseorang ingin maju.


Di hari pertama, kami mulai sibuk mencari bahan atau pun komponen apa aja yang dibutuhkan nantinya.
Untungya ini tidak terlalu sulit. Kami sudah memiliki daftar nama bahan yang dibutuhkan.
Ini merupakan tahapan yang paling mudah menurut gue.
Dengan hanya memberikan kertas yang bertuliskan daftar komponen yang dibutuhkan kepada penjual.
Tidak berapa lama, kami sudah bisa mendapatkanya.


Ini contoh komponen yang dibutuhkan dan kami rakit
Di hari kedua, virus santai kembali mengerogoti jiwa raga kami.
Pekerjaan kami lakukan  begitu lama. Kami berpikir pekerjaan kami pasti akan selesai keesokan harinya.
Terlalu bnyak candaan sehingga menghambat pekerjaan kami.

Oya, di hari kedua ini ada banyak pengalaman baru yang gue dapat.
Mulai dari memegang alat-alat seprti  soldier, tang, timah , adaptor, bor.
Ini merupakan hal yang baru bagi gue.Soalnya dari kecil, gue paling malas berhadapan dengan alat-alat seperti itu. Jangankan pegang, liat aja gue ogah-ogahan.
Jadi wajar aja, gue masi keliatan kaku gunainya.

Liat !! Betapa lucunya gue megang soldier.
Pekerjaan kali itu kami lakukan hingga larut malam.
Sampe-sampe mata gue bengkak.
Demi menjaga stamina keesokan harinya atau hari penentuan. Kami pun memutuskan tidur dengan gaya apa adanya.

Keesokan harinya.
Tepat Pukul 07.00 pagi.
Gue menjadi manusia pertama yang bangun dari tidur. Kemudian disusul teman gue tidak lama kemudian.

Awalnya kami berpikir perlombaan akan diadakan pada pukul 15.00 WIB.
Pikiran kami ternyataa tidak benar.
Tiba-tiba Seorang sahabat memberitakan kami bahwasanya lomba akan diadakan pukul 10.00 WIB.
Kami mengalami shock sesaat.
------------------------------.
Setelah tercengang beberapa saat dan dengan mimik wajah yang mulai panik.
Kami memulai kembali merakit komponen-komponen yang masih belum jadi. 
Kami menambah kecepatan kami dalam bekerja dan untuk lebih memaksimalkan kami
memanggil beberapa bala bantuan untuk mengerjakan proyek tersebut.



Para Relawan
Dengan personil yang semakin banyak. Pekerjaan kami memang lebih terbantu.
Namun apa dikata
Malang tak bisa ditolak, untung tak bisa digapai.
Gue rasa itu ungkapan yang cukup pantas buat kami saat itu.
Waktu terasa berjalan begitu cepat.
Tanpa disadari waktu menunjukan pukul 10.00.
Tetap aja kami masi belum selesai.
Robot  kami baru selesai 70%. Belum lagi melakukan uji coba. Jelas ini tidak memungkinkan lagi.

Dengan perasaan kecewa, Kami pun berhenti mengerjakanya.
Kami sadar, kami telah kehabisan waktu.

Ini berarti untuk kedua kalinya gue mengalami kegagalan.
Tetapi gue berusaha mengambil hikmah dari semua itu. Gue tetap berpikiran  positive  aja.Karena ada banyak hal yang dapat gue pelajari.
Misalnya gue mendapat pelajaran bagaimana meyoldier, mengebor, mengergaji, dan mengenal komponen elektronika secara nyata, gak cuman ngelihat dari buku aja. Dan  terpenting. gue bisa bekerja sama dalam sebuah tim. Hitung-hitung ngasah kemampuan soft skill gue.


Gue yakin,mungkin lain kesempatan gue bakal keluar menjadi pemenag di kontes robot tersebut atau mungkin lebih. Amiiinn
There are still another opportinities.
Being optimistic FIDO






Sabtu, 07 Mei 2011

3 Days & 3 cities (Part 1)



Pada pukul 15.00 WIB, tepatnya pada hari kamis.
Gue bersama ke tiga teman gue yang lain telah berada di dalam kereta api tujuan Malang-Bandung.
Tujuan kami waktu itu bukan lah Bandung, melainkan Solo yang dikenal sebagai 'kota batik'.
Tapi, tujuan kami ke Solo  bukan lah untuk berburu batik. Kami ber-4 akan mengikuti lomba robot Line Tracer yang diadakan oleh UNS (Universitas Negri Solo) dalam rangka Dies Natalis Universitas tersebut.

Hal yang sangat memotivasi kami ber-4 mengikuti kontes robot tersebut adalah bahwasnya akan ada Muri yang mengabadikan perlombaan tersebut sebagai lomba robot Line Tracer dengan lintasan terpanjang. Lintasan yang mencapai jarak tempuh hingga 1 Km.
Hal lainya yang tentu menjadi semangat bagi kami adalah adanya pembagian kaos bagi para peserta lomba tersebut.
Waktu itu kami pergi secara ilegal.
Kepergian kami tidak diketahui oleh HME (Himpunan Mahasiswa Elektro Brawijaya).
Padahal setiap akan mengikuti lomba , Semua Mahasiswa Elektro harus mendapatkan izin terlebh dahulu dari HME. Karena ketika kita akan berlomba dalam suatu ajang kompetisi. Saat itu juga kita akan membawa nama Universitas , Fakultas dan Jurusan . Sehingga nama baik harus tetap dijaga.

Namu entah apa yang ada di pikiran kami ber-4 saat itu.
Kami tetap nekat pergi tanpa menghiraukan aturan yang telah dibuat tersebut.
Kami tetap berpendirian bahwasanya 'Pengalaman adalah guru terbaik bagi kita di masa yang akan datang'.

Dengan robot ala kadarnya dan jauh dari kesan 'wah'.
Kami tetap aja PD ( Percaya Diri) dengan robot tersebut.

Sepanjang perjalanan, kami ber-4 saling bercerita dan menayakan hal-hal yang gak penting.
Seperti, 'berapa banyak nyamuk di kereta api?'
'berapa sering orang pergi ke toilet?'
'kaos kaki siapa yang berwarna hitam?'
Candaan garing + renyah di malam hari yang dingin.

Setelah 8 jam di dalam kereta api tersebut, akhirnya kami sampai di Stasiun Balapan, Solo.
Waktu tepat menunjukan pukul 23.30 WIB.
Di stasiun kami bagaikan 4 anak idot yang kehilangan arah hidupnya.
Malam itu begitu sepi. Angkutan umum tidak dapat lagi kami temukan saat itu.
Ya pasti lah. Kan uda tengah malam.

Namun di tengah kebingungan kami. Tiba-tiba aja ada Taxi yang lewat di depan kami.
Tidak ada pilihan lain, kami pun memutuskan menaiki taxi yang akan mengantar kami ke UNS.
Menurut perkiran kami, UNS berada tidak jauh dari Stasiun Balapan.
Ternyata insting 'sok tau' kami salah.
Perjalanan ke sana membutuhkan waktu lebih dari 10 menit.
Bayangin aja, kalo kami jalan saat itu. BIsa-bisa kaki kami di amputasi karena kelelahan .

Tiba Di gerbang UNS, kami bertemu dengan satpam yang sedang santai menkmati kopi.
Gue pun segera bertanya,'Pak, kami para peserta robot. Tempat penginapan kami dimana ya?'
Bukanya mengantarkan, satpam tersebut malahan menjelaskan dengan bertele-tele.

'Jadi ni. kekiri, perempatan belok kanan, pertigaan kiri, mutar dan.....'.

Sebelum berkahirnya penjelasan dari satpam yang gak jelas tersebut. Gue langsung menudahkan pembicaraan.

'Makasih ya pak', sembari meninggalkan satpam tersebut.

Kami meninggalkan satpam tersebut dan mencari sendiri dimana tempat kami menginap.

Keadaan sekitar begitu gelap. Sedikitnya penerangan yang ada dan ditambah sepinya jalan.
Membuat perjalanan mengelilingi UNS menjadi sedikit menyeramkan.

Namun karena malam semakin larut. Tidak ada pilihan lain bagi kami selain terus mencari dimana keberadaan penginapan yang akan kami tempati nantinya.
Terus berjalan mengelilingi universitas yang cukup lumayan luas.
Tiba-tiba saja kami melihat kelompok mahasiswa beramai-ramai sedang berkumpul.
Karena kelelahan dan mulai pesimis tidak akan menemukan di mana asrama tersebut.
Kami pun menghampiri segerombolan mahasiswa yang sedang berkumpul tersebut.

'malam mas', kata salah teman gue.
'iya kenapa? ada yang bisa saya bantu.
Gue rasa, mereka menganggap kami anak genduruwo yang kesasar di tengah universitas. Shitt.

Beberapa menit ngmong panjang lebar dengan mereka. Kami mengetahui bahwasanya mereka adalah para panitia dalam kontes robot besok. Mereka sedang bergotong royong membuat track lintasan yang cukup panjang untuk besok harinya. Gue heran, kenapa lintasan sepanjang itu baru mereka kerjakan satu malam.

Tidak ingin berlarut-larut, kami pun menjelaskan maksud tujuan kami disana.
Ekpresi yang gue tangkap dari wajah mereka saat itu adalah 'kaget'.
Ya wajar aja, kami satu-satunya peserta yang datang larut malam dan yang paling akhir.
Karena mereka suah merasa kasihan melihat kami.
Mereka pun langsung menyiapkan 4 motor beserta sopirnya untuk mengantar kami ke tempat penginapan.
Kami dilakukan layaknya seorang raja.
Waktu itu juga gue sepakat dengan istilah Tamu adalah Raja.

Di motor gue berbincang-bincang dengan sopir (panitia yang mengantar kan gue).
'Mas kok antarnya harus pake motor?', tanya gue membuka pembicaraan.
'Iya mas, soalnya penginapanya jauh.'
'Fuck', gumam gue dalam hati. Jadi kesimpulanya kami dibohongin sama satpam sok atu itu.
Tetapi ada hikmahnya juga, Kami bisa bertemu para panitia yang kemudian menghantarkan kami ke tempat tujuan.

Dengan rute jalan yang licin dikarenakan hujan yang mengguyur kota Solo.
Motor yang gue naiki sempat beberapa kali terpeleset. Tapi untung aja gak sempat jatuh.
Sopir gue sudah mahir sama kendaraan dan lintasan perjalananya.

10 menit perjalanan, akhirnya kami tiba di tempat tujuan.
Sebuah bangunan 4 tinggkat dan terdiri dari hampir 100 kamar terbentang di depan mata gue.
Disana kami langsung disambut oleh panitia lainya yang sedang bertugas.
Kami masih terus dikawal.
Seorang panitia mengantarkan kami ke tempat pristirahatan.
Kami mendapat kamar di lantai 3.
Setiap kamarnya harus diisi oleh 2 orang,layaknya seorang suami istri.
Karena gue satu tim dengan Adi. kami pun memutuskan untuk sekamar.
Dikarenakan mata yang sudah semakin berat, gue pun gtidak membuang-buang waktu lagi.
Gue langsung merebahkan tubuh gue diatas tempat tidur.
Gue gak tau apa yang akan Adi lakukan setelah gue tidur.

To be continued

Selasa, 03 Mei 2011

My Dad




Tiba-tiba aja gue teringat akan sosok Papa atau Bapak atau Ayah atau Bokap atau Babe dan lain-lain, yang setiap anak berbeda-beda memanggilnya. Kebetulan atau secara tidak sengaja, gue memanggil sosok tersebut sebagai papa.
Menurut gue kesanya tidak terlalu 'jadul' dan tidak terlalu 'wah'. Biasa tapi mantap.
Dan dari sosok tersebut, gue mencoba menggali suatu hal yang tingkah dan perkataanya sangat berpengaruh dan bermanfaat bagi gue dalam menjalani kehidupan.

Saat berpikir tersebut, gue membutuhkan keadaan yang sunyi dan bebas dari polusi suara.
Gue coba memfokuskan pikiran di kamar kosan yang cukup hening.
Memejam mata sambil terus menggali memori yang ada di ingatan gue akan sosok Papa.
Menghembuskan napas agar semakin rileks.
Dan........
Gue berhasil mengingat akan suatu hal yang sangat berharga dari Papa.

Papa gue memang orang yang terkesan agak keras. Bukan kesan, tapi lebih tepat dikatakan nyata.
Ini mungkin yang menyebabkan gue tidak manja dengan papa.
Papa gue adalah sosok yang selalu mengajarkan anaknya  kedisiplinan penuh.
Kedisiplinan dalam hal apa pun. Terutama disiplin terhadap waktu.
Tidak disiplin berarti mati. Hahaa, gak sampai segitunya.
Papa mempunyai prinsip 'Lebih bagus datang lebih awal dari pada telat 1 detik'.
Bisa dibilang, papa adalah orang yang sangat menghargai waktu.
Dari SD hingga SMA, seingat gue, gue belum pernah datang terlambat ke sekolah.
Ini bukan lah karena kehebatan gue seorang diri.
Orang yang paling berpengaruh di belakang itu semua adalah  papa gue .

Sebelum berangkat kerja papa tidak pernah lupa mengatakan kata-kata kepada anaknya yang sampai sekarang masi gue ingat. Kata-kata tersebut seperti,

'Cepat mandinya nak, uda jam berapa sekarang!!'
'Selagi ada yang mandi, apa salahnya kalian makan dulu'.
'Uda jangan nonton lagi, siap-siap terus sana!!'
'Kalo mau mandi lama, bangunnya jam 4!!'.

Kata-kata yang kerap membuat telinga gue panas.
Namun sekarang, gue mulai merasakan manfaat dari kebiasaan papa yang tidak pernah bosan mengatakan hal tersebut.
Gue merasa gue lebih menghargai waktu dari banyak teman-teman gue. Memang gak semuanya, tapi dari beberapa teman dekat gue. Gue yakin, gue termasuk orang yang lebih disiplin dari mereka.
Gue melihat kebanyakan dari mereka terlalu santai dengan waktu.
Jadi wajar aja, gue paling gak suka untuk menunggu orang, Walaupun hanya 15 menit.

Tidak ada orang tua yang sama di dunia.
Cewek gue pernah mengatakan,'sayang sabar aja. Pasti tujuan papanya  baek kok. Cuman caranya aja keras.'
Dulunya sih gue tetap aja gak terima. Namun sekarang, sedikit demi sedikit gue uda mulai bisa menerima.
Hati gue yang dulu kerap kali membenci papa, sedikit demi sedikit hilang terkikis (puitis).
Dan gue mulai belajar bahwasanya Setiap orang punya sisi hitam dan putih. Gak ada manusia yang sempurna.

Bagaimanapun,You are still my inspiration dad..

Jumat, 29 April 2011

The King Of PES


Pada pukul 17.20 Aryok memutuskan untuk meninggalkan kosan gue dengan persaan berduka.
Aryok yang telah datang sejak pukul 10.00 pagi waktu setempat tidak dapat menahan rasa malu lebih lama lagi akibat kekalahan yang begitu menyakitkan dalam Battle berjudul 'THE KING OF PES'.

PES (Pro Evolution Soccer) merupakan permainan game bola pada komputer.
Game yang sedang digilai oleh para pecinta game sejati, terutama mereka yang menggilai permainan bola.

Setelah selesai pelajaran Fisika , gue memutuskan untuk pulang ke kosan dan berniat untuk tidur. Karena waktu tidur gue semalam masi terasa sangat kurang.
Namun sewaktu masih berada di Gedung Elektro Brawijaya. Tiba-tiba Aryok datang menghampiri gue.
Tanpa adanya basa-basi terlebih dahulu, Aryo langsung mengajak dan menatang gue untuk bermain PES di kosan gue. Ini merupakan tekad Aryok untuk membalas dendamnya terhadap gue karena dikali pertama Aryok main PES dengan gue, Aryok harus menerima kekalahan yang begitu telak dan sangat memalukan. Dalam 11 kali pertandingan, gue berhasil menyabet 9 kali kemenagan dan hanya 2 kali mengalami kekalahan. Rekor yang membanggakan bagi gue tentunya.

Kali ini gue merasakan semangat yang begitu membara pada diri Aryok. Namun gue tetap aja santai dan yakin gue akan kembali keluar sebagai pemenang nantinya.

Di kosan.

Priiiiittt..

Pertandingan pun dimulai. Seperti biasa, gue memakai tim yang berjuluk Los Blancos yaitu Real Madrid. Sebuah Tim yang banyak dihuni oleh para pemain bintang didalamnya. Dan dari sekian banyaknya bintang tersebut, CR7 (Chiristiano Ronaldo) menjadi pemain andalan gue dan kerap kali menjadi penjebol gawang tim lawan.

Aryok yang mengaku telah banyak berlatih dan mengaku telah banyak mengalahkan anak Elektro lainya .
Dia memilih menggunakan Tim AC Milan. Tim besar dan juga banyak dihuni oleh para pemain bintang.

Prediksi gue sih, pertandingan akan berlangsung sengit dan penuh tensi yang tinggi. Kayak laga El Clasico yak.

Gue pun mengawali permainan dengan taktik 'CR7 to CR7'. Artinya gue bermain secara individual, dimana ketika bola sudah di dapat oleh CR7, gue kerap lupa membagi bola tersebut ke pemain lainya walopun di kondisi yang begitu sulit. Mungkin ini karena kekaguman gue terhadap CR7.
Dengan taktik tersebut gue berhasil mendominasi pertandingan. Kecepatan dan tendangan keras yang dimiliki CR7 kerap kali membahayakan gawang Aryok.
Namun sayang, hingga wasit meniupkan peluit tanda babak pertama berakhir, tidak satupun goal yang berhasil gue ciptakan. Gue melihat Aryok begitu senang saat itu.

Di babak kedua, gue belum juga mengubah taktik permainan gue. Aryok yang terus bermain bertahan sesekali mencoba memanfaatkan serangan balik. Tapi untung aja gue memiliki pemain belakang yang tangguh. Serangan Aryok pun tidak berhasil mengoyak gawang gue.

Di menit 80-an , momen yang sangat gue nantikan akhirnya terjadi.
Yak, gue berhasil menciptakan goal melalui kaki CR7 dengan tendangan kerasnya.
Aryok pun shock seolah-olah dia tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Gue yang begitu girang tak henti-hentinya meneriakan 'Goaaall' di depan muka Aryok.

Setelah unggul, gue mulai menurunkan tempo penyerangan. Gue memutuskan untuk bermain bertahan di sisa menit-menit terakhir. Hingga akhirya,
'Priiitt',wasit pun meniupkan peluit tanda pertandingan berakhir.
Gue resmi menjadi pemenang di pertandingan pertama tersbut.
Ini merupakan awal yang bagus bagi gue.

Aryok yang tidak terima pun kembali menantang gue untuk bermain.
Namun, dikarenakan level yang belum berimbang, di pertandingan ke dua pun gue kembali keluar sebagai pemenang. Gue pun kembali semakin sombong dam menertawakan Aryok ke dua kalinya.

Di pertandingan ketiga Aryok bermain begitu kesetanan. Aryok mendominasi jalanya pertandingan dengan permainan 'kick and rush'. Hanya sesekali saja gue mendapatkan bola. Gue begitu takjub dengan permainan Aryok saat itu.
Dan akibat kesombongan gue, gue harus membayar mahal semuanya dengan sebuah kekalahan melalui adu penalti.

Sesaat gue pun terdiam dan meratapi akan kegagalan gue memetik kemenagan.
Gue muali berpikir,'apa gue yang semakin bodoh atau Aryok yang semakin meningkat permainanya?'.
'Ahh, masa bodoh. Gue harus yakin dengan kemampuan gue', gumam gue dalam hati.
Gue pun mencoba menghapal dan mempelajari cara permainan Aryok.

Hingga akhirnya pertandingan ke 4, 5, 6 , 7............ dan 12.
Kami pun memutuskan untuk mengakhiri permainan dikarenakan mata yang sudah lelah .
Dari sekian banyaknya pertandingan yang kami lakoni.
Gue kembali keluar sebagai pemenang. Kali ini kemenangan agregat gue tidak begitu jauh. Gue hanya menang dengan agregat 7-5.
Agregat yang begitu tipis dibandingkan kemenangan gue yang pertama kali yang mencapai 9-2.
Tapi gue bersyukur. Gue masih bisa keluar sebagai pemenag di pertandingan itu.
Ini semakin membuktikan kalo gue berhak mendapat status sebagai The King of PES .
Status yang hanya ada di dalam khayalan dan imajinasi gue sendiri.

Gimana?? Masi ada yang berani lawan gue??

Lets Play !!

Senin, 25 April 2011

Lagu Santai

Karena jadwal kuliah yang kosong. Ditambah lagi buntunya pikiran gue dalam merangkai setiap kata untuk kembali mempublikasikan cerita keseharian gue.

Dari pada diam dan mengganggur,
Gue iseng-iseng searching video di Youtube.
Harapan gue untuk meRefresh kembali pikiran agar jernih dan segera mendapat ide baru lagi dalam menulis.

Berhubung akhir-akhir ini speaker di kosan gue sering kali mengumandangkan lagu Stay The Night by James Blunt. Lagu lama, yang gue baru kenal setelah Panji mempromosikan lagu ini di kosan gue beberapa bulan yang lalu.
Gue pun memutuskan menyaksikan video klip tersebut.


Dari pada penasaran, langsung aja liat ya videonya



gimana?
Tentu setiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda.

Kalo Menurut gue sendiri,
Dari video klip tersebut dapat diambil pesan positive yang terkandung didalamnya.

Dari latar tempat video tersebut diambil, menurut gue ini bermaksud menunjukan bahwasanya dunia ini begitu luas.
Ada banyak hal ataupun kegiatan yang bisa kita lakukan .  Positive atau negative tergantung dari kepribadian kita masing-masing.

Suara merdu dan petikan gitar yang terdengar begitu syahdu. Hahaa.
Maksud gue lebih kepada 'easy listening' semakin memberikan energi positive kepada kita untuk melangkah melakukan suatu kegiatan.

Ini sih menurut kaca mata gue, seorang mahasiswa yang buta akan alat musik dan memiliki vokal suara yang cukup membisankan.

Selamat menikmati Guys!! 

Senin, 04 April 2011

Mirza's Party


Gue punya seorang teman bernama Mirza Faika.
Coba tebak dari namanya, dia cewek ato cowok?
AYook tebakk.

Yak betul, bagi kalian yang menjawab Mirza adalah seorang cewek. Ini kelihatan dari struktur namanya, sangat jauh dari kesan cowok sejati. Jadi wajar aja kalian memilih cewek sebagai jawabanya.
Tapi tunggu dulu. Bagi kalian yang menebak dia seorang cowok, tidak salah juga. Karena aslinya, dia adalah cowok yang terjebak dalam nama dan tubuh cewek. Sehingga terkadang membuat sedikit ambigu.
Sampai sekarang aja, jujur gue masi binggung siapa mirza sebenarnya.
Disini kiita ambil kesimpulan aja Mirza adalah setengah cewek dan juga setengah cowok. Jadi terserah pada kalian mengartikanya.

2 hari yang lalu, tepatnya pada hari  sabtu malam atau malam minggu istilah gaulnya.
Mirza mengundang aku dan sedikit teman yang lain ke acara perayan ulang tahunnya yang ke 19 bertempat di Pizza Hut, Malang.

Kenapa Mirza hanya mengundang sedikit orang saat itu?
Tentu karena suatu hal yang selalu menjadi masaalahnya dalam menjalani kehidupan.
Ya, 'uang'.
Mirza adalah teman gue yang memiliki uang terbatas. Saldonya selalu tertipis dianatara yang lain.
Gue bicara gini berdasarkan fakta yang gue dapat dari hasil research yang gue lakukan selama bertahun-tahun lamanya.
Bisa diliat dari kesehariannya.
Setiap hari mirza hanya makan 1-2 kali, bahkan bisa kurang . Kalo di Rupiahkan hanya berkisar 4-6 ribu perharinya. BIsa dibayanginkan gimana menunya.

Yang lebih  memprihatinkan lagi adalah sesekali Mirza mengemis kesana kemari demi mengais sesuap nasi.
Gue tau, dia malu meminjam uang pada kami. Padahal kalo dia minta pinjam, pasti kami sebagai teman akan meminjamkanya, berapapun nominalnya.

Malam itu, awalnya mirza sempat ragu akan menTreat kami di Pizza Hut.
Mirza berpikir akan men Treat kami di suatu tempat yang menu makananya adalah 'nasi tanpa lauk'. Makanan yang biasanya dia makan.
Mirza berdalih, 'nasik lebih penting dari lauk' (Orang Malang pasti tau dimana tempatnya).
Padahal gue tau, Ini lebih disebabkan karena ketipisan dompet yang melanda mirza faika setiap saat, diamanapun dan kapanpun.

Tidak mau teracuni oleh makanan 'nasi tanpa lauk'. Kami pun mencoba merayu Mirza sekuat tenaga agar merubah rencanya ke tempat yang lebih asik yaitu Pizza Hut.

Di mulai dengan teman gue, Piras. Sebagai pakar dalam kecowokan. Piras pun langsung melakukan aksinya. Pertama, Dia mencoba membelai mirza dengan najongnya.
Terus menggombalinya dengan kata-kata manisnya.
Memegang tangan. Hingga ................. .
Atraksi ini berlangsung beberapa saat. Gue dan teman yang lain pun hanya bisa menjadi saksi bisu akan tndakan abnormal tersebut. Gue harap gak ada yang menirukan hal ini.

Merasa tidak tahan dengan godaan Piras, mirza pun tiba-tiba terbius dan langsung berubah pikiranya.
Mirza meng Iyakan ajakan kami untuk makan di Pizza Hut.
Disana terlihat, Mirza bagaikan orang yang terkena rabies. Sepertinya cara Piras tadi manjur dan sukses.
Selamat Piras.

'treeng, buutt, brromm', variasi suara motor yang kami kenakan.

Tidak lama kemudian, tepatnya pukul 8 malam kami pun tiba di Pizza Hut. Hal yang sudah sangat kami nanti-nantikan. Kebetulan kami semua belum belum makan. Wajar aja kami sangat menunggu momen tersebut.

Namun ada satu hal yang kami lupakan saat itu. Malam itu adalah malam minggu. Malam yang biasanya rame akan pengunjung.
Dan dugaan kami ternyata tepat, setibanya kami disana, pengunjung begitu ramai dan padat disana.
Kami pun terpaksa harus menunggu selama hampir setengah jam lebih sebelum akhirnya kami mendapatkan tempat duduk.

Mirza yang masi dalam keadaan terbius (rabies).
Tiba-tiba saja memutuskan untuk memesan 12 pizza mini beserta minumnya dengan muka cengar cengir.
Padahal jumlah kami hanya ber-7. Tentu porsi tersebut sangat banyak.
Tapi tunggu dulu, itu semua merupakan menu paketan yang tentu harganya jauh lebih murah.

Kami pun membunuh malam (kayak lagu anang sama anaknya) dengan bercerita, tertawa dan menejek satu sama lain.
Hingga Tidak terasa waktu pun sudah menunjukan pukul 10 lebih.
Itu pertanda kami harus segera pulang.
Maklum terbiasa sebagai anak rumahan. ahaha

Malam itu juga menjadi malam yang sangat spesial bagi Mirza.
Selain perayaan ultahnya. Malam Itu juga merupakan kali ke 2 bagi mirza makan d Pizza Hut.

Happy anniversary Faika Mirza.

Senin, 28 Maret 2011

Empek-Empek Malapetaka


Ketika gue duduk di kelas 2 SMP. Gue mulai menyadari bahwasanya ada hal aneh yang melanda diri gue. Kenapa gue berkata demikian? Gue melihat terjadi begitu banyak perubahan pada fisik yang gue miliki.
Mulai dari sesosok biji salak yang menggelantung di leher. Hormon rambut berlebih yang mengakibatkan rambut gue tumbuh berkembang di tempat yang sama sekali gak gue pikirkan sebelumnya (gue sempat berpikir, mitos yang mengatakan monyet sebagai nenek moyang manusia adalah hal yang benar). Dan yang paling ajaib bin ajaib adalah suara cempreng yang gue miliki sejak kecil pergi entah kemana digantikan dengan suara ngebass.

Namun keheranan gue ini tidak berlangsung lama.
Karena beberapa minggu kemudian, gue berhasil menemukan jawaban akan keanehan fisik yang gue alami.
Gue menemukan jawaban tersebut di kelas biologi

Ketika itu Bu Agustina mengatakan, 'ada beberapa ciri yang menandakan seorang mulai tumbuh dewasa.'
Gue dan semua teman memperhatikan setiap gerak-gerik mulut Bu Agustina.

'Pada cowok, ciri pertamnya adalah tumbuhnya sebuah tonjolan yang bernaama buah kuldi di leher.'
Karena refleks, gue pun memegang leher.

'Lalu tumbuhnya rambut di daerah kemaluan, dada dan lain sebaganya.'
Karena refleks, gue pun memegang tiiittt (terlalu fulgar diucapkan).

'Kemudian, yang terakhir adalah suara yang mulai terdengar nge-bass', kata Bu Agustina dengan mantap.

Yak, dari penjelasan Bu Agustina tersebut, gue berhasil menarik sebuah kesimpulan, bahwasanya gue sudah berada pada level kedewasaan. Level dimana gue dikatakan dewasa. Sungguh bangga gue pada saat itu.

'Mama Fido pulang', kata gue sambil berlari ke tempat makan.

'Anak mama uda pulang, gimana tadi sekolahnya?', kata mama dengan lembut.

'Ma, jangan panggil Fido anak-anak lagi la. Fido kan uda besar sekarang', kata gue sambil makan makanan yang mama buat.

'Haha', mama tertawa kecil seolah-olah tidak percaya dengan yang gue katkan.

Selesai makan, gue mendengar ada suara telepon menggema dari sudut rumah.
Dengan naluri ke-teleponan, gue pun segera berlari dan langsung mengangkatnya.

'Halo, dengan siapa ya?',

'Ini Bu Ade, om. Ibunya ada om?, kata suara di seberang.

Tidak beberapa lama gue pun menyerahkan telepon kepada mama.

Perasaan bangga pun kembali meyelimuti diri gue. Untuk pertama kalinya dalam sejarah kehdupan gue, ada orang yang mengatakan gue sebagai Om Om. Ini semakin membuktikan kalo gue sudah dewasa. 'HAHaha', gue ketawa dalam jantung.

'Fido, tadi kawan mama kirain kamu tu papa lo. Katanya, suara kamu uda kayak orang dewasa', kata mama.

'Masak sih ma? Heheh', gue menjawab selayaknya orang dewasa dengan tangan disilangkan dan muka sedikit najong.

'Iyaa benaran.Waa, hebat ya anak mama ni, mama aja yang gak nyadar kamu uda mulai dewasa.'

'Heheh', muka najong kembali gue perlihatkan.

Di sore harinya,
Mungkin karena lagi terkena sindrom kedewasaan. Gue teringat akan hal rutin yang biasanya dilakukan teman-teman gue yang mengalami kedewasaan dini. Yak, berkeliling komplek dengan sepeda motor yang dilakukan sebanyak 60 putaran. Tujuannya sih, tidak lain tidak bukan adalah untuk menarik perhatian para cewek-cewek kesepian.

Gue yang waktu itu baru aja bisa mengendarai sepeda motor sendiri, setelah melakukan pelatihan intensif oleh papa gue  selama bebulan-bulan. Gue memutuskan untuk bersepeda motor bareng dengan ke-7 teman gue yang terlanjur mengalami ejakulasi dini .Maap. Kedewasaan dini.

Start pun kami mulai dari jalan yang paling ramai akan keberadaan ceweknya. Dengan dandanan gaul habis yang kami kenakan. Motor bebek yang terlihat besar karena badan kami yang kecil. Ibaratnya kami seperti pengendara 'Harley Davidson'.  Kami pun PD meratapi setiap jalanan yang ada.

Di tengah perjalanan.
'woi, alahao, yaa , hahaa, anjritt', beberapa rentetan kata yang kerap kali mucul dari mulut kami sepanjang rute perjalanan. Menurut gue sendiri , inti pembicaraan kami sama sekali gak berbobot. Dibandingkan dengan salah satu bobot teman gue yang begitu besar.

Hanya dalam beberapa menit kemudian. Kami pun sukses menempuh satu lap putaran. Ini Bukan berarti kami melajukan sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Tetapi lebih disebabkan luas komplek kami yang jauh dari yang namanya luas. Gue harap suatu saat nanti akan datang jinya aladin yang dapat memperluas komplek tersebut.

Tiba-tiba di tengah perjalanan, mata salah satu teman gue tertuju pada seorang wanita yang sedang mendagangkan empek-empek beserta gorengan lain. Ya, sebagai teman yang peduli akan nasib seorang teman yang sedang kelaparan. Kami pun berhenti dan membiarkan si teman membeli empek-empek yang telah lama diincarnya. Saat itu dia memutuskan hanya memakan gorengan dan membungkus empek-empek yang di belinya. Gue tau, hal tersebut dilakukanya untuk menjaga empek-empek tersebut dari para pemburu jajanan orang. Mereka adalah gue dan teman gue yang lain.

Setelah sukses menyelamatkan seorang teman dari bencana kelaparan. Kami pun melanjutkan rute kami yang masih panjang. Seakan-akan ada panggilan yang memaksa kami untuk menyelesaikanya secepat mungkin.

Namun, di rute ke 30 . Ada sebuah kejadian yang menyebabkan perjalanan panjang tersebut tidak dapat dilanjutkan kembali. Itu disebabkan oleh  terjadinya sebuah insiden yang menimpa diri gue.

Penasaran kan? Oke, gue akan mencoba menjekaskan penyebab insiden tersebut.

Waktu itu, Firman yang merupakan pemilik empek-empek memutuskan untuk membukanya di tengah perjalanan. Firman lupa akan keberadaan para 'pemburu makanan orang'. Mungkin juga Firman sudah tidak bisa menahan rasa lapar yang terus mengerogoti perutnya.

Firman yang waktu itu dibonceng oleh teman gue yang bernama Adio memutuskan untuk berhenti sejenak. Tertarik.Gue dan kelima teman gue yang lain yang berada pada posisi terdepan ikut berhenti karena mencium aroma empek-empek yang begitu menusuk hidung. Tentu dengan harapan akan menerima bagian empek-empek tersebut.
Namun pada saat gue telah berhasil menghentikan sepeda motor gue. Teman gue yang bernama PIRAS masih sangat kesusahan menghentikan sepeda motornya. Gue rasa kala itu, insting kehewanan Piras sebagai 'pemburu makanan orang' sudah mengalahkan logika berpikirnya. Dia terus memperhatikan kebelakang dan tidak juga segera mengerem. Padahal jarak sepeda motornya hanya tinggal beberapa cm lagi dari motor gue.

Dann sudah ketebakan apa yang bakalan terjadi?

Piras berhasil menabrak gue dan sepeda motor gue dari belakang. Gue yang saat itu sedang tidak memasang kuda-kuda pada kedua kaki, Karena ukuran sepeda motor begitu besar dari badan gue yang kecil dan imut. Gue berhasil jatuh terguling ditemani dengan sepeda  motor gue yang setia menemani. Kejadian tersebut terjadi hanya beberapa saat.

'Aaaah', teriak gue kesakitan.

Teman-teman gue yang pada saat itu menyaksikan langsung tragedi berdarah tersebut diam sejenak.
Mereka masih tidak percaya akan insiden tersebut.
Namun yang membuat gue bangga akan teman-teman gue adalah naluri mereka dalam menolong orang yang begitu besar. Ralat. Menolong motor gue yang sedang jatuh kesakitan. Merka lebih menutamkan motor gue  dari pada gue yang sedang merintis kesakitan. Di sana mereka mnendapati motor gue dalam keadaan baik. Dasar bajingan.

Keadaan panik pun mencengkram kami semua saat itu. Terus berpikir tindakan apa yang harus dibuat.

Berpikir.
Berpikir.

Hingga akhirnya salah satu teman gue berhasil menemukan jalan keluar. Dia memutuskan untuk membawa gue kembali ke rumah tercinta. Gue rasa, tidak harus berpikir cukup lama untuk melakukan hal itu.

Ketika di rumah, gue merasakan sakit yang begitu besar pada tangan gue.
Gue terus menahan rasa sakit seorang diri. Tanpa ditemani sang kekasih yang telah pergi karena gue belum punya kekkasih pada saat itu. Haha

Mama gue merasa curiga dengan kelakuan gue yang bagaikan kambing liar melenggok kesana kemari. Dia pun langsung bertanya.

'Do kamu kenapa? Mama liat sepert ada yang kamu sembunyiin.'

'gak kenapa-kenapa kok ma', kata gue sambil memegang tangan kiri gue.

'Kamu jangan bohong sama mama. Mama tau, pasti ada yang kamu sembunyiin kan?', kata mama dengan penuh rasa curiga.

Merasa terdesak, karena begitu besar tekanan yang diberikan mama. Gue pun menyerah dan mengatakan kejadian yang telah menimpa gue.

'....'

Mama begitu kaget ketika mendengar penjelasan yang gue jabarkan. Dia menangis. Gue gak nyangka mama begitu sayangnya sama gue.
Sambil menangis, mama pun langsung mengabari papa gue yang baru saja pulang solat maghrib.

Papa yang biasanya akan marah terlebih dahulu jika terjadi sesuatu hal buruk pada anaknya karena ulah anaknya sendiri. Kali ini langsung memarahi gue saat itu juga. Mungkin ini sudah menjadi kebiasaan papa yang sulit diubah. Namun gue tau, papa sebetulnya marah karena marah.
Pokoknya memang kebiasaan papa marah sebelum berbuat baik.

Tanpa berpikir panjang, Papa pun membawa gue ke rumah sakit PIM. Disana, gue diperiksa oleh dokter dan susternya. Mereka memeriksa tangan gue yang gue eluh-eluhkan kesakitanya.

Dan tidak berapa lama, gue divonis mengalami 'patah tulang'. Lebih spesifiknya tulang tangan kiri gue di bagian dalam. Tangan yang selama ini menemani gue di saat suka maupun duka.

Keesokan harinya, sang Dokter menyarankan gue untuk melakukan operasi tulang. Dokter mengatakan, operasi akan mempercepat penyembuhan tulang yang patah.
Tapi Tentu ini bukan hal yang gue mau. Dalam pikiran gue sudah tertanam bahwasanya operasi adalah hal yang mengerikan dan operasi kerap kali mengalami kegagalan yang berujung pada kematian sang pasien. Pokoknya hal yang sangat menyeramkan. Sehingga gue gak akan mau kalo sampai dioperasi.

Mengetahui anaknya ketakutan, papa pun memilih agar tangan gue tidak di operasi. Papa memilih untuk melakukan pengobatan tradisional yaitu dengan pengkusukan.

Karena menurut gue, tidak ada pilhan lain. Gue pun bersedia untuk di kusuk.
Dan pengkusukan dilakukan berbulan-bulan lamanya.

Di saat proses pengusukan,gue pun tidak pernah lupa untuk selalu menyiapkan suara agar mantap menjerit dengan lantang ketika dikusuk.
'AWW, Iyaau', nada yang sering gue keluarkan secara spontan.

Dari kejadian yang menimpa gue , gue mengambil sebuah pelajaran berharga.
Bagi anak SMP yang sedang berada dalam tahap menuju kedewasaan, agar tidak menggunakan sepeda motor untuk pergi jalan-jalan, tetapi cukup dengan Mobil agar lebih aman.
Semoga kalian selamat teman-temanku.

Sabtu, 26 Maret 2011

.Rambutku, Kekasihku?


Ketika duduk di SMA, gue merupakan sosok yang menurut gue sendiri adalah sosok yang cuek, berantakan, gembel tetapi ganteng. Hahaa.
Menjadi pertanyaan besar,Kenapa gue suka mengatakan bahwa gue adalah orang ganteng? Itu bukan berarti gue sombong atau terlalu percaya diri, tetapi itu lebih  dari bagaimana cara gue mengekspresikan ke gantengan gue yang tiada tara ini. Sama aja sombong. Bego.

Sewaktu SMA, sosok cuek berandalan gembel begitu melekat pada diri gue. Image tersebut berhasil mengalahkan kegantengan tiada tara yang gue miliki. Bisa dikatakan, kegantengan gue bagaikan mutiara yang tersembunyi di dalam hutan rimba yang didalamya terdapat makhluk bernama 'KUTU KUPRET'. Ya, Hutan rimba tersebut adalah rambut gue sendiri. Rambut panjang, tidak terurus, berantakan, kering, tanpa kuncir, tanpa bendo, tanpa cap yang senantiasa menemani kemanapun gue melangkah. Tetapi gue tetap bangga akan eksistensi rambut yang gue miliki.


Tidak mau ke 3 saudara gue yang lain mengikuti jejak kelam gue dalam berternak 'KUTU'.
Papa gue langsung mengultimatum gue dengan kata-kata bijaknya.

'Do kapan kamu mau pangkas rambutnya nak?', kata papa santai.

' Uda la pa, Fido kan uda besar.Fido tau kok kapan harus potong. Jadi papa tenang aja', ujar gue dengan nada senonoh.

Beberapa Mili Sekon kemudian.

'Fidoo, kamu berani ngebantah papa ya? Papa gak mau tau, besok kamu harus uda potong rambut!!',

'Iii, iyaa pa. Fido pasti motong rambut kok besok. Fido kan tadi cuman becanda pa', kata gue gemetaran.

Gue masih heran, suasana santai yang telah di bangun berubah hanya dalam waktu mili sekon.
Gue rasa, kecepatan perubahan sikap dari papa mengalahkan rekor lari tercepat yang dipegang adik bungsu gue yang bernama 'Niko'.

Keesokan harinya di sekolah.

Hari itu adalah hari Jumat. Seperti biasa, setiap hari jumat selalu ada acara pembacaan Yasin sebelum kegiatan belajar di mulai. Kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama di suatu tempat oleh seluruh guru dan siswa. Kegiatan ini bertujuan sebagai rasa syukur kepada sang Maha Pencipta.
Namun, Gue yang memiliki bakat sebagai seorang detektif tau akan tujuan lainya dari pembacaan Yasin tersebut. Ini tidak lain tidak iya adalah untuk mengusir 'siluman monyet berkepala ijo'   yang menyelinap di tubuh gue. Guru-guru sengaja tidak mengatakanya agar jati diri gue yang sebenarnya tidak diketahui oleh public. Thanks guruku.

Pada saat pembacaan Yasin. Gue melihat ke-kiri, ke-kanan, ke-depan, ke-belakang dengan seksama. Disana Gue melihat ribuan kepala teman gue dengan rambut pendek terurai panjang (maksudnya?).   Gue mendapat kesimpulan, mereka baru saja memotong rambut.

'kim kim, kok hari ni anak-anak pada potong rambut semua ya?', kata gue kepada Fakim teman disebelah gue.

'lho, kamyu gak tauch yak, kalok hari nich ada razia rambyut', jawab teman gue dengan suara alaynya.

'Apaa razia rambut? Oh shitt', kata gue kaget .

Beberapa saat kemudian,Pembacaan Yasin pun selesai.
Saat-saat yang menegangkan bagi gue. Jantung gue berdetak tidak karuan.
Gue mencoba bersikap tenang.
Langkah awal yang gue lakukan adalah menggunakan seekor tangan suci yang gue miliki, gue mencoba merapikan rambut gue .
Namun naas, rambut gue masih tetap berantakan.
Panik. Gue pun mengerahkan unit bantuan tambahan berupa tangan gue yang satu lagi.
Kali ini gue melakukanya dengan lebih Profesional. Gue menghelus rambut gue secara perlahan dan menatanya pada tempatnya. Dan dalam sekejap guepun sukses merubah rambut gue semakin berantakan.

Di depan seluruh siswa-siswi.
Kepala sekolah yang waktu itu menjadi pemimpin dalam pembacaan Yasin langsung mengambil sebuah Microphone dengan mantap.

'Anak-anak, hari ini akan ada razia rambut, barangsiapa yang memiliki rambut panjang akan langsung di potong saat ini juga', kata Kepala sekolah dengan muka datarnya.

'waaa, haaa, bluuupbluupp', terdengar suara-suara diantara kalangan siswa.

Gue pun mencoba bertindak dewasa dan jantan sebagai seorang laki-laki macho. Apa itu?
Gue bersembunyi dibalik dinding penyangga bangunan dengan harapan melindungi rambut gue dari razia para 'Hair Hunter.

Satu persatu para siswa di periksa dengan biadab. Gue yang sedang bersembunyi sambil berjoged ( berjoged: kegiatan karena gemetar) harus menghadapi nasib yang tragis. Gue berhasil di ringkus oleh satuan 'Hair Hunter' yang segera mengamankan dan mengevakuasi gue dari tempat persembunyian.

'tidaakk',gumam gue dalam hati.

Di tempat eksekusi pemotongan rambut, di depan semua kalangan calon orang sukses.
Gue yang sudah berstatus sebagai tersangka harus siap untuk dieksekusi.
Seingat gue, waktu itu ada 3 orang selain gue yang menjadi tersangka.
Tetapi berkat kecurigaan para 'Hair Hunter' akan adanya bom yang tersimpan dalam rambut gue. Gue harus bersedia menjadi orang yang dieksekusi pertama kali.

'kreek krekk', suara gunting yang menewaskan beberapa rambut gue.
'Krek krek', lagi
'krek krekk' dan lagi.

Akhirnya giliran gue pun selesai. Hukuman atas tindak kriminal yang gue lakukan pun berakhir dan kasus gue ditutup.
Penasaran akan model rambut yang gue miliki sekarang.Gue berlari menuju ke kamar mandi seketika dan mengincar sebuah kaca untuk ritual bercermin.
Saat itu , gue mendapati diri gue resmi memiliki tipe rambut terbaru. Rambut dengan gaya compal-compel dimana-mana. Mirip dengan orang gila yang sering gue liat di jalanan. Sedih adalah hal yang gue rasakan saat itu.

Gue meratapi rambut gue di depan kaca sambil mengingat akan sweet memory yang gue lewati bersama rambut gue yang dulu.
'Rambutku, maafkan gue karena gue gak bisa ngejagain kamu, Gue sungguh menyesal rambutku. Rambutku, selamat tinggal rambutku, semoga arwahmu tenang di alam rambut sana, gue akan sangat merindukanmu', kata gue sedih.


Beberapa minggu kemudian setelah kejadian itu, Gue berhasil melupakan tragedi pembantaian masal yang menimpa rambut gue. Gue mulai menebarkan bibit rambut yang baru untuk dibesarkan.

Seakan tidak kapok, gue pun bertekad untuk segera memanjangkan rambut gue kembali.
Karena gue tau, Gue adalah gue dan Guru adalah guru.
Dan yang paling penting adalah, Gue adalah gue dan Guru adalah guru.
Maksud gue, Gue adalah gue dan Guru adalah guru. cukuup.
Intinya setiap diri Kita memiliki pola pikir dan jalan hidup yang berbeda.
Terlepas dari segala kontrversi yang dimilikinya.

Enjoy your life guys!!!

Jumat, 25 Maret 2011

Lepas dari Lingkaran Kehomoan









Tentu tidak salah jika ada yang mengatakan Masa SMA merupakan masa yang paling indah bagi siapapun yang sempat merasakanya. Bisa dibilang, gue termasuk salah satu orang yang beruntung, karena gue sempat merasakan masa SMA.

Gue bersekolah di SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe angkatan 2007. Karena gue pintar, gue lulus pada tahun 2010 lalu. Hahaha.

Ketika di SMA, gue memiliki beberapa orang sahabat yang menurut gue mereka selalu ada disaat gue senang maupun senang. Setiap dari mereka memiliki karakter yang berbeda-beda dengan keunikanya tersendiri.

Foto diatas tadi merupakan foto gue dan ke-lima teman gue. Gue akan mencoba mendeskripsikan mereka satu persatu mulai dari kiri.

Aldilo : Dia adalah kembaran gue yang sejak kecil kami selalu bersama. Seperti ada magnet yang begitu besar diantara kami berdua, hingga kuliah kami masi ditakdirkan untuk terus bersama . Gue harap, ketika menikah nanti kita akan memiliki pendamping masing-masing.Aminn.
             
Mirza : seorang yang tinggal di komplek yaang sama dengan gue. Dia adalah Lambang Kehomoan. Kenapa? Karena, setiap pria yang pernah berjalan dengan dia, Mereka harus bersdia di judge sebagai seorang homo. Gue sendiri pernah menjadi korbanya Mirza. Gue di judge menjadi seorang homo karena tertangkap basah sedang berduan satu motor di tengah malam yang dingin. Pengalaman yang sangat memalukan bagi gue. Tetapi, hal tersebut tidak berlangsung lama setelah seorang Bidadari cantik membebaskan gue dari kutukan keparat tersebut. Thanks GOD.

Fajar : Seorang pria besar, dengan brewok yang menelilingi mukanya. Dilihat dari luar dan bagi mereka yang belum kenal dekat, tentu Fajar dianggap sebagai sosok yang menyeramkan. Namun bagi kami yang sudah lama mengenalnya, Fajar sama sekali tidak menyeramkan. Dia bagaikan seorang anak kecil yang terjebak dalam tubuh raksaasa. Gue rasa Fajar terkena kutukan karena kerakusanya. 

Taqin : Dia adalah teman gue yang paling imutt habiss dah. Liat aja dari cara dia berfoto. Mulut condong kedepan menjadi ciri khasnya. Dari kacamata gue sih, dia melakukanya untuk menarik para waria yang sudah lama tidak mendapatkan pasangan hidup. Takin, sadarlah engkau, berpose seperti itu hanya akan membangkitkan nafsu birahi para waria aja. Gue sebagai teman lo, hanya bisa mengingatkan. Pilihan tetap ada di tangan lo, Taqin.

Panji : Dia adalah orang yang paling gila dari yang laen. Dia memilki karakter yang sangat kuat pada dirinya.
Gamapang emosian merupakan karakter yang paling kuat dimilikinya. Senjata mematikanya adalah ketika mengejek orang. Kalo udah diejek, kebanyakan korbanya positp terkena ganguan kejiwaan contohnya: Mirza. Satu hal yang pasti, gue banyak berterima kasih kepadanya yang telah memberikan ilmunya tentang bagaimana cara Menggaet cewek dalam SATU TAHUN lebih. Kalo di buat dalam bentuk buku, gue yakin buku itu bakal masuk ke museum nasional sebagai 'Buku tanpa Pembeli'. Betapa hebatnya seorang Panji.

Dan yang terakhir adalah gue sendiri. Sosok keren dan penuh Teka-teki yang tersimpan pada dirinya. Ya, Alfido nama gue. Nama yang unik, simpel dan sampai sekarang gue belum mengetahui makna nama tersebut. Gue harap ada seseorang yang akan membantu memecahkan misteri nama tersebut.

Di pagi yang cerah. Tepatnya di SMA Sukma Bangsa Lhokseumawe, gue dan ke-lima teman gue jalan menuju kelas dengan pakaian rapi. Ralat. Maksudnya ke-empat teman gue yang berpakaian rapi. Gue dan abang gue tetap berpakaian seperti orang terkena angin Topan. Sangat susah bagi gue dan abang gue dalam merapikan pakaian. Ini sih bukan salahnya ibu yang mengandung. Tetapi lebih dari kesalahan teknis pada anak yang dikandungnya.

Di Kelas dan saat pelajaran Matematika di mulai.

"Treekk",suara pintu terbuka.
Tiba-tiba muncullah sesosok bidadari yang turun dari kayangan dengan daya tarik yang begitu besar. Saat itu juga, bidadari itu sukses mengalihkan dunia dan menghentikan detak jantung gue untuk beberapa saat.
"Oh, Tuhan. Apakah ini kenyataan?", gumam gue didalam hati.

Sosok bidadari tersebut adalah Tarina. Awalnya gue tidak ada perasaan sama sekali terhadapnya. Namun, seiring berjalanya waktu perasaan gue berubah. Seperti katanya orang zaman purba dulu,'cinta datang dari mata, kemudian turun ke hati', sepertinya itu sesuai dengan apa yang gue alami saat ini.

Di luar kelas,ketika jam istirahat.

Seperti biasa, gue dan ke-5 teman gue nongkrong di kantin untuk mengisi bahan bakar perut setelah pelajaran yang menguras pikiran sebelumnya. Tunggu dulu. Kali ini cuman gue dan ke-4 teman gue yang berkumpul. Saat itu Panji yang sudah memiliki pacar memutuskan untuk menghabiskan sisa waktu istirahatnya berduaan dengan pacarnya. Gue curiga, sang pacar pernah memberikan doktrin berupa "Ji, kamu gak usa sering-sering gabung sama mereka ya. Mereka tu kan HOMO KELAS HIU."

Di saat asik ngbrol dengan mereka. Gue mulai berpikir ada sesuatu hal yang ganjl antara gue dan ke-4 teman gue ini. Apa itu? Ya, Pacar. Gue dan ke-4 teman gue belum pernah merasakan yang namanya pacaran dari waktu gue masi ganteng sampai gue tetap masi ganteng. Padahal sekarang gue duduk kelas 3 SMA. Bisa-bisa gue jadi bujang lapuk di kandang lembu.

Sadar umur tidak panjang. Gue Mencoba lari dari lingkaran Kehomoan. Gue pun bertekad untuk segera mendapat pacar sebelum tamat nanti. Dan sasaran gue tidak lain tidak bukan adalah cewek yang bernama Tarina.
Namun satu hal yang menjadi permasalahan gue saat itu, Tarina merupakan cewek yang sudah ditaksir duluan oleh teman gue yang bernama ADI (ini merupakan nama samaran untuk melindungi identitas diri orang tersebut).

Ketika di rumah, Gue terus memikiran seorang Tarina . Walaupun gue tau, gue harus bersaing dengan Adi. Tetapi karena gue uda suka bangat sama Tarina, gue pun siap mempertaruhkan jiwa-raga kambing-guleng cicak-tawon dan lain sebagainya untuk satu tujuan mulia, yaitu mendapatkan hati dan cinta Tarina.

Terinspirasi dari perkataan nenek moyang gue dari bagian barat,'WHAT YOU WANT WHAT YOU GET'.
Gue pun semakin siap mental untuk maju di medan pertempuran.

Malam hari sebelum hari esok, ketika gue sedang berbaring di tempatt peristirahatan gue. Gue terbayang akan sosok Adi. Apa berarti gue homo? Tentu Bukan. Gue berbeda dengan Mirza.
Gue terbayang dengan sosok Adi yang begitu soleh dan sangat rajin solat 5 waktu, gue rasa Adi adalah titisan Ustad Mail.
Selain itu, Adi juga memiliki kepribadian yang sangat mantap untuk seorang cowok umuran gue. Adi selalu kelihatan rapi di depan semua orang, dia santun, dia pintar, guru-guru juga pada menyukainya.
Hal ini berbanding terbalik dengan gue. Gue adalah orang yang alim diantara orang-orang kafir.
Gue orang rapi diantara para gelandangan.
Gue santun didepan orang gila.
Dan guru-guru menganggap gue seorang kriminal sekolah, sehingga kelulusan gue sangat mereka tunggu-tunggu dan nantikan.

Namun untung aja gue merupakan keturunan seorang pria bernama ZULKARNAEN. Dia adalah papa gue sendiri. Jiwa Ksatria dan Kemiliteran yang dimilikinya seolah mengalir di dalam darah gue. Ya, sifat pantang menyerah dan selalu berusaha keras untuk mendapatkan suatu keinginan. Gue pun mengaplikasikanya dalam kehidupan nyata.Thanks Dad.

Beberapa kali gue telah ngepel, maksud gue ngapel ke rumah Tarina. Sebetulnya bukan beberapa kali, tetapi sekali-sekali. Ini disebabkan faktor internal yang menimpa pada diri gue. Gue positive terkena virus 'anak rumahan'. Virus yang memaksa gue jarang keluar rumah.

Akhirnya setelah rentang hampir satu tahun lebih PDKT, gue mengambil keputusan untuk menyatakan cinta gue kepada Tarina.

Pada tanggal 30 november. Hari yang menurut gue begitu spesial dalam perjalanan hidup di dunia ini.
saat itu jam menunjukan pukul setengah 12 siang. Gue yang waktu itu sedang akan belajar di selasar (catatan: selasar merupakan tempat yang bisa digunakan buat apa saja, termasuk untuk kegiatan belajar).
Sambil menunggu datangnya guru. Gue memutuskan untuk menembak Tarina saat itu juga. Itu merupakan hal tergila yang gue lakukan. Gue menembak Tarina di depan ribuan orang yang sedang menimba ilmu saat itu.
Gue rasa, saat itu rasa malu gue sudah pergi karena dia malu sama gue yang gak ada malu.

"Tar, gue suka sama lo Tar. Tarina tu baek, terus cantik ", kata gue dengan wajah tak berdosa.
"Hemm, Tarina mau gak jadi pacar gue?", kata gue sambil menggosok kepala yang sudah tidak di sampo puluhan hari.

Sunyi.
Sunyi.

"iyaa do, Tarina mau", kata Tarina dengan suara lembutnya.

Seakan tidak percaya, gue pun pingsan tapi sadar. Intinya gue masi sadar.
Perasaan gue begitu senang saat itu. Seakan-akan gue akan terbang ke langit ke 7, untung aja gue memiliki teman yang begitu peka. Mereka segera menahan kaki dan mengerumuni gue. Ucapan selamat pun bermunculan dari mulut ke mulut. Gue pun menjadi artis sesaat.

Setelah momen itu,hidup gue pun kini berubah. Gue mantap menyandang status 'berpacran'.
Gue pun menatap lembran baru dengan lebih berwarna.
Gue berharap, suatu saat nanti ke-4 teman gue akan menyusul gue dalam petualangan mencari cinta.
DON'T GIVE UP