Kamis, 16 Juli 2015

Perbedaan Cewek dan Cowok Setelah Putus

Ketika dua insan yang saling mencintai, kemudian harus berpisah karena suatu hal yang tidak bisa diselesaikan kedua belah pihak. Hal yang pertama dirasakan tentu aja sakit. Akan tetapi, reaksi yang ditunjukan oleh cowok dan cewek setelah putus cinta akan sangat amat berbeda.

*cewek*
Di awal putus, kebanyakan cewek akan lebih sering menangis. Mereka akan benar-benar galau maksimal. Mau makan, mereka akan menangis. Bukan, bukan karena ingat si cowok, tetapi karena binggung memutuskan mau makan dimana, biasa lah cewek. Kemudian juga ketika lagi shower an di kamar mandi, biasa ni cewek pada manfaatkan untuk menangis, sumpah Ini sinetron habis. Yang jelas, cewek akan lebih banyak menangis di awal2 dia putus dari mantannya. Begitulah cewek, makhluk yang menurut gue sangat sensitif dengan perasaanya. 

*cowok*
Berbeda halnya dengan para cowok. Di awal putus, para cowok akan merasa seperti ,'Akhirnya gue bisa senang-senang ngelakuin apapun yang gue suka. Gak ada yang bawel tanyain gue kabar,  gak perlu ribet kirimin kabar setiam saat, gak perlu lagi capek2 keluar kota buat ketemu dia.
Para cowok akan merasa seperti narapidana yang baru bebas dari tahanan penjara. I am free,yeahh. Cowok akan menjadi lebih tekun dengan hobi mereka. Entah itu nge-game, nongkrong bareng gank mereka, olahraga yang mereka suka atopun being a bad boy. Mereka akan  sangat menikmati status baru mereka.

*Bulan-bulan berlalu 

*cewek*
4-6 bulan setelah dua insan tadi saling berpisah. Cewek uda mulai bisa ngelupakan si mantan. Cewek yang diawal putus akan nangis secara terus menerus, lama kelamaan mereka akan lelah dengan menagisi sesuatu yang sudah pergi dari hidup mereka. Apalagi jika disaat mereka sedang galau dan beraedih ada orang yang bisa menenangkan dan memberikan perhatian lebih kepada mereka. Mereka akan merasa sangat nyaman dengan perlakuan demikan rupa.

Seiring berjalanya waktu, senyuman di wajah pun kian terpancar dari para cewek, bersamaan dengan menghilangnya bayangan si mantan di dalam pikiran mereka dan mulai mencoba membuka hati untuk sesuatu yang baru.

*cowok*
Apa yang dirasakan cewek, akan sangat jauh berbeda dengan apa yang cowok rasakan setelah beberapa bulan berpisah. Kebanyakan cowok akan merasa rindu dengan si mantan. Rindu mendengar suara lembutnya, rindu aroma tubuhnya, rindu saat dia menceritakan sesuatu dengan penuh semangat, rindu senyum dan tawanya, rindu manjanya, rindu pipi chubby yang dia benci tapi menggemaskan bagi cowok dan masi banyak hal lainya yang dirindukan oleh si cowok terhadap mantannya. Akan ada seribu satu pertanyaan dalam pikiran si cowok disaat seperti ini . Seperti, ' Apa gue harus bertemu dengan dia?'  'Apa dia masih mau bertemu dengan gue?' 'Apa gue datang aja ke rumahnya secara spontan?' ' Apa dia masi sayang ya sama gue?' 'Kenapa gue bego banget sia-siain cewek seperti dia?' Saat ini lah giliran cowok yang merasakan fase kegalauan. That's true.
Saran gue sih, kalo emang masi memungkinkan buat ketemu sama si dia. Gak ada salahnya dicoba. Siapa tau kalian masi punya kesempatan untuk mengumpulkan dan menyatukan lagi keping-keping cinta yang berserakan dan berhamburan diantara kalian  (busyetttt, keren banget ni kata-kata).

Dan kalo memang sudah tidak memungkinkan untuk bertemu dengan dia. Saran gue sih (baca: sebenarnya saran dari seorang  teman a.k.a CFM), mulailah berusaha melupakan dia, jangan terus menerus menyalahkan diri sendiri, perbanyak mengaji (ini gue jarang banget), baca buku-buku motivasi biar jadi lebih bergairah menjalani hidup dan tetap terus intropeksi diri agar menjadi lebih baik. 

Walopun gue gak munafik, senyuman dia masi selalu gue ingat sampe sekarang. Tau gak, kenapa? Kalo kata The Rain sih, karena "senyuman itu, masi selalu menenangkanku."













Sabtu, 11 Juli 2015

Kelompok Cewek Berdasarkan Wanginya

Gue yakin semua cowok pernah mengalami kejadian seperti yang gue alami ini.
Siapa sih yang gak pernah berpapasan dengan seorang cewek sewaktu berjalan entah itu di kampus, tempat belanja ato pun di cafe.
Seiring kalian berpapasan dengan tu cewek, beberapa detik kemudian bisa dipastikan hidung kalian akan mulai mencium suatu aroma ato bau.
Konon katanya, aroma itu adalah aroma parfum si cewek ( ya iyalah, nenek-nenek kayang juga tau).
Setelah gue melakukan obsevarsi ato observasi, apapun itu namanya.
Gue membagi kadar aroma parfum cewek menjadi dalam 2 kelompok berdasarkan durasi aroma parfum tersebut bertahan di hidung si cowok setelah cewek dan cowok berpapasan.
Uda kayak judul skripsi aja. 

Kelompok pertama adalah kelompok cewek yang aroma parfumnya standar parfum di swalayan ato minimarket ato supermarket. Sering kan kita lihat, cewek-cewek yang sedang belanja di swalayan gitu berlomba-lomba cobain parfum yang ada, mulai dari rak yang paling tinggi sampai rak yang paling bawah gak luput untuk mereka coba. Dan ujung-ujungnya, kalian tau, mereka gak jadi beli tu parfum. Uda coba segitu banyak, terus gak jadi beli, kan tai. Ketika berpapasan dengan cewek dari kelompok ini, pada detik pertama setelah berpapasan kita akan tersenyum dan berkata dalam hati, 'apa ini yang dinamakan aroma cinta?'  Pada detik ke dua, kita akan merasakan  'kenapa baunya mulai aneh, seperti  aroma minyak kayu putih, bawang goreng, jus tomat, coklat , tai kambing, upil.'
Dan pada detik ke sepuluh, ada cowok lain berpapasan dengan si cewek tadi, si cowok tidak mencium aroma seperti yang di rasakan oleh cowok pertama. Tau kenapa? Karena aroma parfum si cewek uda habis disedot sama si cowok pertama yang ditemukan pingsan oleh si cowok kedua tidak jauh dari lokasi penganiayaan tragis oleh si cewek. Yah, begitu lah kira-kira hal yang terjadi ketika kita bertemu dengan cewek yang memakai parfum dari swalayan. Uda buat cowok mual, aromanya juga tidak bertahan lama di si cewek.

Kelompok kedua adalah kelompok cewek yang menyebarkan suatu aroma yang khas ketika kita berpapasan dengan mereka. Khas disini maksud gue adalah tidak pasaran. Satu aroma  mewakili satu cewek. Ketika kalian berpapasan dengan salah satu cewek dari kelompok ini, di detik pertama juga kalian akan merasakan yang namanya kenyamanan. Tanpa kita sadari, kita akan berhenti berjalan sejenak dan memejamkan mata sambil terus menarik napas dalam agar semua wangi yang di sebarkan tidak luput dari indra penciuman kita .Kita begitu menikmati wangi semerbak tubuh si cewek.  Di detik ketiga setelah kita sadar bidadari itu ada dan ini bukan mimpi, kita akan segera mengambil sikap balik badan dan ingin segera untuk meluk tu cewek. Tidak lama kemudian di detik ke lima kita bakal sadar kalo si cewek ternyata bukan siapa-siapa kita, ato mungkin si cewek pernah jadi bagian spesial di hidup kita tapi sekarang tidak. Setelah sadar hal itu, kita pun akan berbalik badan lagi dan mulai melangkah ke depan, melanjutkan langkah yang tertunda tadi.

Gue pribadi, gue masih ingat dengan aroma salah seorang cewek yang sampe sekarang masi selalu membekas di hidung gue dan tersimpan jelas di memori kepala gue. Gue harap gue bisa bertemu dia lagi suatu hari nanti. Walopun uda gak sama seperti dulu, setidaknya gue bisa mencium lagi aroma yang buat gue nyaman. Intinya sih, people changes, memories dont.




Minggu, 05 Juli 2015

Sekilas Cerita Perjalanan ke Surabaya

Gue baru tau, bus tujuan Malang - Surabaya gak beroperasi 24 jam, jam 11 malam adalah keberangkatan terakhir. Berbeda halnya dengan bus Surabaya - Malang yang beroperasi 24 jam.

Seminggu yang lalu, gue berencana pergi ke Surabaya pada malam hari. Gue masi belum tau bahwasanya bus Malang - Surabaya tidak beroperasi 24 jam.Gue pergi ke Surabaya untuk mengikuti salah satu tahapan tes masuk sebuah perusahaan di Surabaya keesokan harinya jam 7 pagi.

Gue tiba di terminal arjosari Malang tepat pukul 11.30 malam diantar oleh sodara gue. Sepi dan sunyi adalah hal yang gue rasakan di terminal arjosari malam itu. Hanya ada beberapa kepala manusia yang terlihat bergentayangan di terminal yang di kala pagi hingga sore gak jauh beebeda dengan pasar.

'Mau kemana, mas?' Tanya seorang cowok beekulit hitam dan besar.
'Mau ke Surabaya, mas.'
Belum selesai gue bicara si Mas berkulit hitam langsung memotong dan berkata , 'Jam segini uda gak ada bis, mas. Tinggal ELF aja yang ada ke Surabaya, ayok tak anterin ke Elf nya, mas.'

'O gitu ya , mas. Aku baru tau. Bentar aku coba telpon temanku dulu ya, mas. Enaknya gimana.'

Gue gak mudah percaya gitu aja dengan kata-kata si Mas tersebut. Ingatt,aturan ketika di terminal adalah trust no one.

Gue coba berjalan menjauh dari si mas berkulit hitam sambil berpura-pura telponnan sama teman gue. Setelah si mas berkulit hitam tidak lagi terlihat, baru deh gue mulai bertanya ke beberapa orang yang masi gentayangan di terminal, 'apa benar ya bis tujuan Malang-Surabaya gak ada lagi jam segini?'

Dari beberapa orang yang gue tanya tersebut, semuanya mengaminkan apa yang dikatakan oleh mas berkulit hitam. 'Kalo jam segini emang sudah gak ono bis, sing ono Elf aja, Mas.'

Ternyata mas berkulit hitam itu gak ngebohongin gue. Dengan muka tetap cool gue balik lagi mencari mas berkulit hitam yang menawarkan gue naik Elf nya tadi. Beruntung, si mas berkulit hitam masi di tempat yang sama.

Skip skip skip, negosiasi harga pun gue lakukan. Akhirnya gue sepakat di harga 40 ribu rupiah. Buseett mahal banget. FYI , gue uda pulang pergi Malang-Surabaya dan Surabaya-Malang hari itu juga. Dari Malang - Surabaya jam 7 pagi, gue pergi dengan bis Patas seharga 25 ribu.  Kenudian,Jam 4 sore gue balik lagi ke Malang dengan bis bukan patas Surabaya-Malang seharga 13 ribu.

Jadi intinyaa, transportasi dengan Elf ini mahal banget bila dibandingkan dengan Bus Patas ato Bus bukan patas.

Selain harga transportasi yang cukup relatif mahal, ternyata kesialan gue belum berakhir disitu aja.  Di dalam Elf gue duduk di sebelah ibu-ibu berbadan besar (lebih ke payudara besar sebenarnya) seperti wewegombel. Gue gelik sendiri ngelihatnya.

Karena bosan, gue coba untuk memejamkan mata agar tertidur.

Belum juga tertidur ,tiba-tiba aja ada sesuatu yang membuat gue terganggu.
Di hidung gue seperti ada yang mengelus. Dengan berat hati gue buka kelopak mata gue perlahan. Siall, si ibu-ibu mirip wewegombel itu mengelus dan sesekali menekan-nekan hidung gue.
Secara spontan gue pindahkan tangan si ibu-ibu dari hidung gue.

'Ehh, uda bangun ya mas nyaa.'
'Emang siapa yang uda tidur ,bu.' jawab gue kesal.
Dan kali ini tangan si ibu pindah ke paha gue sambil berkata,'Mas maen ke rumahku yokk.'

Dalam hati gue pengen teriak, 'mamaaaa toloongg.'
'Gak bisa bu, aku weis ditunggu temanku di terminal.' Kata gue sambil kembali melepaskan tangan si wewegombel dari paha gue.
'Masnya gak pengen inii', kata si wewegombel sambil meremas buah kelapa di tubuhnya. 
Gue rasa karena gue banyak menjawab pertanyaan si wewegombel  dengan terpatah-patah dia nya jadi semakin agresif. Sampai akhirnya gue memberanikan diri untuk bilang, 'maap bu, aku ngantuk, aku capek, aku mau tidur, nanti lagi ya sambung ngobrolnya.'

'Ihh, masnya sombong banget.'
'Biarinn', jawab gue dalam hati. Gue terus memejamkan mata sampai akhirnya si wewegombel  tadi permisi ke gue karena dia mau turun di Sodoarjo. 'Mas aku duluan yaa, mas beneran gak mau ikut?' Kata si wewegombel sambil jalan menyamping di depan gue untuk melewati. 
'Gak ,bu. makasih.'

Setelah si wewegombel turun, gue uda gak bisa tertidur lagi. Bukan, bukan karena gue kepikiran dia, tapi karena teman gue yang menunggu gue di terminal nelpon berkali-kali. Dia kesal menunggu terlalu lama. Gue bisa mengambil kesimpulan, Elf memakan waktu yang lebih lama untuk sampai tujuan dari pada Bis. 

Jam 2 pagi akhirnya gue tiba di Surabaya, gue menceritakan pengalaman gue bertemu si wewegombel ke teman gue. Dan seperti yang uda gue duga, teman gue ini hanya bisa ketawa dan ketawa. 

Sejam kemudian setelah capek mutar-mutar kota Surabaya. Tepat pukul 3 pagi, kami pun memutuskan untuk sahur di salah satu restoran cepat saji. Gak sampai 20 menit, kami uda selesai menyantap makanan kami. Mata yang juga uda menuntut minta jatah untuk istirahat memaksa kami segera balik masuk ke dalam mobil. Tidur di dalam mobil menjadi pilihan kami waktu itu, berhubung ke esokan harinya jam 7 pagi gue uda harus mengikuti tes.

Uda dulu ya, ngantuk gue.