Jumat, 20 Mei 2011

Cerita di Penghujung SMA

Graduation Day

Gue mau ucapin selamat buat seluruh adek kelas gue yang telah lulus pada UN kemarin.
Selamat buat kalian semua.

Dengan diummumkanya nilai UN, itu berarti masa-masa kalian di SMA akan segera berakhir.Tapi ini tentu hanya bagi mereka yang dinyatakan lulus. Kalo yang belum, mungkin bisa mengikuti ujian susulan. Gue kurang tau apa sekarang masih ada ujian susulan?? Gak penting, secara gue uda lulus.

Perjuangan panjang selama 3 tahun di SMA, akhirnya membawa kita tiba dipenghujungnya.  Di saat  seperti ini biasanya perasan kita saling bercampur aduk. Senang dan  sedih bercampur menjadi satu, menciptakan suatu sensasi yang sulit di ungapkan dengan kata-kata.

Hmm, tentu Kita senang karena kita berhasil lulus. Ini berarti perjuangan kita selama ini gak sia-sia. Ya iya, secara UN yang kerap diibaratkan sebagai momok yang paling menakutkan bagi para siswa dan sekarang  momok tersebut  berhasil dikalahkan. Gue yakin kebayakan siswa gak bakalan peduli sama nilai UN nya. Yang paling penting adalah sebuah kata ‘lulus’, itu dia The Most Important Thing. Ya gak?
Setelah dikatakan lulus tadi, kita merayakannya dengan makan-makan bareng teman-teman, kelililng jalan dengan sepeda motor, MAen gama seharian, Saling jepret-jepretan dengan SLR terbaru, Update status di FB, twitter biar dikatakan Up to date.  Banyak lagi dah yang bisa kita lakukan, apalagi dizaman sekarang yang semakin canggih akan teknologinya. Jangan maen aja, ingat solat juga biar makin afdhol.

Foto di Kala Muda, It's Cool
Mungkin itu tadi apa aja yang buat kita senang, Gak semua, cuman kurang lebih sedikit menggambarkan perasaan apa yang kita rasaakan kala itu.

Kemudian ada hitam ada putih, ada senang ada sedih. bagus kan pantunya? Gue belajar dari OVJ. This is my secret.

 Sedih juga akan kita rasakan kala itu.  Ini yang gak boleh dlupakan teman. Jangan mau senagnya aja, kita harus siap menghadapi kesedihan.

Pertama, kita menyadari bahwasanya kita akan segera meningggalkan bangku sekolah yang telah banyak memberikan warna dalam kehidupan kita. Bercanada dengan teman, ketawa, Ngobrol,gangguin guru, dihukum guru,bolos,saling ejek anatara teman , dan yang paling tidak baik ditiru adalah kebiasaan mengejek seorang guru. Gue masih ingat beberapa figure teman gue yang memiliki kebiasaan  mengejek guru. Tapi itu wajar, di masa SMA adalah masa dimana kita sedang mencari jati diri, istilah biologisnya ‘puber’. Kita selalu ingin mencoba hal-hal baru terlebih hal yang membuat kita enjoy.

Kedua,Seragam sekolah yang selama ini kita kenakan mulai dari pagi hingga sore harus segera kita tinggalakan. Karena di bangku kuliah uda gak ada lagi yang namanya seragam. ‘Say no to Uniform’, katanya gitu.  Kalo bagi gue hal yang menyenangkan, mengingat seragam gue yang gak pernah bersahabat. ‘I hate my uniform’, kata gue. ‘Me too’, kata si uniform kalo dia bisa bicara. Itu mungkin penyebab gue gak bisa rapi memakai seragam

Foto Gue bersembunyi diantara mereka
Dan yang terakhir,gue rasa ini gak semua siswa akan ngerasain. Gue termasuk siswa yang sempat merasakanya Apa ,apa? 
Pacar. Apaa? PAcarrr.
Yak, bagi mereka yang sedang berpacarann, momen kelulusan  gue rasa termasuk momen yang  menyedihkan. Setelah lulus SMA, pastinya para siswa akan mulai berpikir ‘akan melanjutkan kuliah ke manankah saya?’ ‘saya kuliah dimana?’ ’ Di manakah saya kuliah?’ ‘kuliah apa enaknya?’.
Pertanyan ini  yang sering kita pertanyakan dalam diri kita sendiri. Walopun sepasang kekasih, dalam hal ini mereka kerap kali bebrbeda. yang satu mau kesini, yang satu mau kesana. Sebab, setiap manusia mempunyai  harapan dan cita-cita yang berbeda-beda . Gak mungkin kan, cita-cita seseorag kita yang tentukan. Ini dia yang menyebabkan LDR kerap menimpa mereka. Awalnya, LDR memang sedikit tidak mengenakan,  namun seiring berjalan waktu, gue yakin mereka yang benar-benar serius dan punya komitmen bisa melaluinya. Gue saranin, buat suatu komitmen dalam menjalani sebuah hubungan.
Kalo gak ada komitmen, bagus udahan aja.

Oya, ada suatu dialog dari film nya Radityadika ‘Kambing jantan’ yang paling gue suka.
Buat kalian yang mungkin atau akan mengalami LDR wajib baca pokokny!!!  

Dialog antara Radit dan pacarnya di telpon ketika mereka sedang dalam LDR.Gue uda agak lupa kalimatnya.Tapi, Seingat gue begini.

Pacar : Dit, coba kamu liat keluar jendela.
Radit : emank kenapa?
Pacar : Hmm, cobaa duluu.
Radit : Bentar yaa… Iya aku uda liat ni, terus kenapa?
Pacar : coba kamu liat bulan.
Radit : hmm….iya uda.
Pacar: Lucu ya, walopun kita jauh, kita tetap lihat bulan yang sama. Itu yang buat aku ngerasa dekat sama kamu..



Kebayangkan, maksudnya apa. Terjemahin sendiri pokoknya.
Sedikit api semangat buat kalian yang akan mengalami LDR.
Hidup LDR.
Itu aja sedikit hal yang mau gue sharing disini.
Gue harap bisa bermanfaat bagi para pembacanya.

Your life must going on..
Kepp spirit guys!!!!






Selasa, 17 Mei 2011

Our struggle is not over yet

Suda lama juga gue gak nulis lagi.
Alasan gue sih klasik, tugas yang begitu banyak plus kuis yang hampir setiap minggu diadakan.
Ya itu aja, gue rasa alasan yang cukup masuk akal sehingga menghambat gue untuk kembali menulis.

Di tengah kesibukan gue yang agak padat #sok artis.
Gue ingin berbagi sedikit cerita tentang rutinitas apa yang gue lakukan dalam 3 hari belakangan ini.

Belakangan ini gue lagi sibuk menggarap proyek pembuatan robot Line Tracer ( Robot Pengikut Garis) .
Memang ini bukan tugas kuliah atau karena gue ke terima di tim robot.
Gue dan ke 3 teman gue hanya  ingin berpartisipasi dalam lomba robot. Kebetulan lomba kali ini hanya untuk mahasiswa di jurusan kami aja. Sainganya pun hanya dari sesama angkatan.
Pastinya, peluang menang  akan lebih besar. Secara gue uda berpengalaman.Hoho.

Kabar perlombaan ini sebenarnya sudah lama berhembus, Seingat gue uda hampir 1 bulan yang lalu.
Tapi berhubung kami para mahasiswa yang bermotto 'Yang Penting Santai', kami baru mulai menggarapnya 3 hari yang lalu.
Motto yang sudah seharusnya diganti jika seseorang ingin maju.


Di hari pertama, kami mulai sibuk mencari bahan atau pun komponen apa aja yang dibutuhkan nantinya.
Untungya ini tidak terlalu sulit. Kami sudah memiliki daftar nama bahan yang dibutuhkan.
Ini merupakan tahapan yang paling mudah menurut gue.
Dengan hanya memberikan kertas yang bertuliskan daftar komponen yang dibutuhkan kepada penjual.
Tidak berapa lama, kami sudah bisa mendapatkanya.


Ini contoh komponen yang dibutuhkan dan kami rakit
Di hari kedua, virus santai kembali mengerogoti jiwa raga kami.
Pekerjaan kami lakukan  begitu lama. Kami berpikir pekerjaan kami pasti akan selesai keesokan harinya.
Terlalu bnyak candaan sehingga menghambat pekerjaan kami.

Oya, di hari kedua ini ada banyak pengalaman baru yang gue dapat.
Mulai dari memegang alat-alat seprti  soldier, tang, timah , adaptor, bor.
Ini merupakan hal yang baru bagi gue.Soalnya dari kecil, gue paling malas berhadapan dengan alat-alat seperti itu. Jangankan pegang, liat aja gue ogah-ogahan.
Jadi wajar aja, gue masi keliatan kaku gunainya.

Liat !! Betapa lucunya gue megang soldier.
Pekerjaan kali itu kami lakukan hingga larut malam.
Sampe-sampe mata gue bengkak.
Demi menjaga stamina keesokan harinya atau hari penentuan. Kami pun memutuskan tidur dengan gaya apa adanya.

Keesokan harinya.
Tepat Pukul 07.00 pagi.
Gue menjadi manusia pertama yang bangun dari tidur. Kemudian disusul teman gue tidak lama kemudian.

Awalnya kami berpikir perlombaan akan diadakan pada pukul 15.00 WIB.
Pikiran kami ternyataa tidak benar.
Tiba-tiba Seorang sahabat memberitakan kami bahwasanya lomba akan diadakan pukul 10.00 WIB.
Kami mengalami shock sesaat.
------------------------------.
Setelah tercengang beberapa saat dan dengan mimik wajah yang mulai panik.
Kami memulai kembali merakit komponen-komponen yang masih belum jadi. 
Kami menambah kecepatan kami dalam bekerja dan untuk lebih memaksimalkan kami
memanggil beberapa bala bantuan untuk mengerjakan proyek tersebut.



Para Relawan
Dengan personil yang semakin banyak. Pekerjaan kami memang lebih terbantu.
Namun apa dikata
Malang tak bisa ditolak, untung tak bisa digapai.
Gue rasa itu ungkapan yang cukup pantas buat kami saat itu.
Waktu terasa berjalan begitu cepat.
Tanpa disadari waktu menunjukan pukul 10.00.
Tetap aja kami masi belum selesai.
Robot  kami baru selesai 70%. Belum lagi melakukan uji coba. Jelas ini tidak memungkinkan lagi.

Dengan perasaan kecewa, Kami pun berhenti mengerjakanya.
Kami sadar, kami telah kehabisan waktu.

Ini berarti untuk kedua kalinya gue mengalami kegagalan.
Tetapi gue berusaha mengambil hikmah dari semua itu. Gue tetap berpikiran  positive  aja.Karena ada banyak hal yang dapat gue pelajari.
Misalnya gue mendapat pelajaran bagaimana meyoldier, mengebor, mengergaji, dan mengenal komponen elektronika secara nyata, gak cuman ngelihat dari buku aja. Dan  terpenting. gue bisa bekerja sama dalam sebuah tim. Hitung-hitung ngasah kemampuan soft skill gue.


Gue yakin,mungkin lain kesempatan gue bakal keluar menjadi pemenag di kontes robot tersebut atau mungkin lebih. Amiiinn
There are still another opportinities.
Being optimistic FIDO






Sabtu, 07 Mei 2011

3 Days & 3 cities (Part 1)



Pada pukul 15.00 WIB, tepatnya pada hari kamis.
Gue bersama ke tiga teman gue yang lain telah berada di dalam kereta api tujuan Malang-Bandung.
Tujuan kami waktu itu bukan lah Bandung, melainkan Solo yang dikenal sebagai 'kota batik'.
Tapi, tujuan kami ke Solo  bukan lah untuk berburu batik. Kami ber-4 akan mengikuti lomba robot Line Tracer yang diadakan oleh UNS (Universitas Negri Solo) dalam rangka Dies Natalis Universitas tersebut.

Hal yang sangat memotivasi kami ber-4 mengikuti kontes robot tersebut adalah bahwasnya akan ada Muri yang mengabadikan perlombaan tersebut sebagai lomba robot Line Tracer dengan lintasan terpanjang. Lintasan yang mencapai jarak tempuh hingga 1 Km.
Hal lainya yang tentu menjadi semangat bagi kami adalah adanya pembagian kaos bagi para peserta lomba tersebut.
Waktu itu kami pergi secara ilegal.
Kepergian kami tidak diketahui oleh HME (Himpunan Mahasiswa Elektro Brawijaya).
Padahal setiap akan mengikuti lomba , Semua Mahasiswa Elektro harus mendapatkan izin terlebh dahulu dari HME. Karena ketika kita akan berlomba dalam suatu ajang kompetisi. Saat itu juga kita akan membawa nama Universitas , Fakultas dan Jurusan . Sehingga nama baik harus tetap dijaga.

Namu entah apa yang ada di pikiran kami ber-4 saat itu.
Kami tetap nekat pergi tanpa menghiraukan aturan yang telah dibuat tersebut.
Kami tetap berpendirian bahwasanya 'Pengalaman adalah guru terbaik bagi kita di masa yang akan datang'.

Dengan robot ala kadarnya dan jauh dari kesan 'wah'.
Kami tetap aja PD ( Percaya Diri) dengan robot tersebut.

Sepanjang perjalanan, kami ber-4 saling bercerita dan menayakan hal-hal yang gak penting.
Seperti, 'berapa banyak nyamuk di kereta api?'
'berapa sering orang pergi ke toilet?'
'kaos kaki siapa yang berwarna hitam?'
Candaan garing + renyah di malam hari yang dingin.

Setelah 8 jam di dalam kereta api tersebut, akhirnya kami sampai di Stasiun Balapan, Solo.
Waktu tepat menunjukan pukul 23.30 WIB.
Di stasiun kami bagaikan 4 anak idot yang kehilangan arah hidupnya.
Malam itu begitu sepi. Angkutan umum tidak dapat lagi kami temukan saat itu.
Ya pasti lah. Kan uda tengah malam.

Namun di tengah kebingungan kami. Tiba-tiba aja ada Taxi yang lewat di depan kami.
Tidak ada pilihan lain, kami pun memutuskan menaiki taxi yang akan mengantar kami ke UNS.
Menurut perkiran kami, UNS berada tidak jauh dari Stasiun Balapan.
Ternyata insting 'sok tau' kami salah.
Perjalanan ke sana membutuhkan waktu lebih dari 10 menit.
Bayangin aja, kalo kami jalan saat itu. BIsa-bisa kaki kami di amputasi karena kelelahan .

Tiba Di gerbang UNS, kami bertemu dengan satpam yang sedang santai menkmati kopi.
Gue pun segera bertanya,'Pak, kami para peserta robot. Tempat penginapan kami dimana ya?'
Bukanya mengantarkan, satpam tersebut malahan menjelaskan dengan bertele-tele.

'Jadi ni. kekiri, perempatan belok kanan, pertigaan kiri, mutar dan.....'.

Sebelum berkahirnya penjelasan dari satpam yang gak jelas tersebut. Gue langsung menudahkan pembicaraan.

'Makasih ya pak', sembari meninggalkan satpam tersebut.

Kami meninggalkan satpam tersebut dan mencari sendiri dimana tempat kami menginap.

Keadaan sekitar begitu gelap. Sedikitnya penerangan yang ada dan ditambah sepinya jalan.
Membuat perjalanan mengelilingi UNS menjadi sedikit menyeramkan.

Namun karena malam semakin larut. Tidak ada pilihan lain bagi kami selain terus mencari dimana keberadaan penginapan yang akan kami tempati nantinya.
Terus berjalan mengelilingi universitas yang cukup lumayan luas.
Tiba-tiba saja kami melihat kelompok mahasiswa beramai-ramai sedang berkumpul.
Karena kelelahan dan mulai pesimis tidak akan menemukan di mana asrama tersebut.
Kami pun menghampiri segerombolan mahasiswa yang sedang berkumpul tersebut.

'malam mas', kata salah teman gue.
'iya kenapa? ada yang bisa saya bantu.
Gue rasa, mereka menganggap kami anak genduruwo yang kesasar di tengah universitas. Shitt.

Beberapa menit ngmong panjang lebar dengan mereka. Kami mengetahui bahwasanya mereka adalah para panitia dalam kontes robot besok. Mereka sedang bergotong royong membuat track lintasan yang cukup panjang untuk besok harinya. Gue heran, kenapa lintasan sepanjang itu baru mereka kerjakan satu malam.

Tidak ingin berlarut-larut, kami pun menjelaskan maksud tujuan kami disana.
Ekpresi yang gue tangkap dari wajah mereka saat itu adalah 'kaget'.
Ya wajar aja, kami satu-satunya peserta yang datang larut malam dan yang paling akhir.
Karena mereka suah merasa kasihan melihat kami.
Mereka pun langsung menyiapkan 4 motor beserta sopirnya untuk mengantar kami ke tempat penginapan.
Kami dilakukan layaknya seorang raja.
Waktu itu juga gue sepakat dengan istilah Tamu adalah Raja.

Di motor gue berbincang-bincang dengan sopir (panitia yang mengantar kan gue).
'Mas kok antarnya harus pake motor?', tanya gue membuka pembicaraan.
'Iya mas, soalnya penginapanya jauh.'
'Fuck', gumam gue dalam hati. Jadi kesimpulanya kami dibohongin sama satpam sok atu itu.
Tetapi ada hikmahnya juga, Kami bisa bertemu para panitia yang kemudian menghantarkan kami ke tempat tujuan.

Dengan rute jalan yang licin dikarenakan hujan yang mengguyur kota Solo.
Motor yang gue naiki sempat beberapa kali terpeleset. Tapi untung aja gak sempat jatuh.
Sopir gue sudah mahir sama kendaraan dan lintasan perjalananya.

10 menit perjalanan, akhirnya kami tiba di tempat tujuan.
Sebuah bangunan 4 tinggkat dan terdiri dari hampir 100 kamar terbentang di depan mata gue.
Disana kami langsung disambut oleh panitia lainya yang sedang bertugas.
Kami masih terus dikawal.
Seorang panitia mengantarkan kami ke tempat pristirahatan.
Kami mendapat kamar di lantai 3.
Setiap kamarnya harus diisi oleh 2 orang,layaknya seorang suami istri.
Karena gue satu tim dengan Adi. kami pun memutuskan untuk sekamar.
Dikarenakan mata yang sudah semakin berat, gue pun gtidak membuang-buang waktu lagi.
Gue langsung merebahkan tubuh gue diatas tempat tidur.
Gue gak tau apa yang akan Adi lakukan setelah gue tidur.

To be continued

Selasa, 03 Mei 2011

My Dad




Tiba-tiba aja gue teringat akan sosok Papa atau Bapak atau Ayah atau Bokap atau Babe dan lain-lain, yang setiap anak berbeda-beda memanggilnya. Kebetulan atau secara tidak sengaja, gue memanggil sosok tersebut sebagai papa.
Menurut gue kesanya tidak terlalu 'jadul' dan tidak terlalu 'wah'. Biasa tapi mantap.
Dan dari sosok tersebut, gue mencoba menggali suatu hal yang tingkah dan perkataanya sangat berpengaruh dan bermanfaat bagi gue dalam menjalani kehidupan.

Saat berpikir tersebut, gue membutuhkan keadaan yang sunyi dan bebas dari polusi suara.
Gue coba memfokuskan pikiran di kamar kosan yang cukup hening.
Memejam mata sambil terus menggali memori yang ada di ingatan gue akan sosok Papa.
Menghembuskan napas agar semakin rileks.
Dan........
Gue berhasil mengingat akan suatu hal yang sangat berharga dari Papa.

Papa gue memang orang yang terkesan agak keras. Bukan kesan, tapi lebih tepat dikatakan nyata.
Ini mungkin yang menyebabkan gue tidak manja dengan papa.
Papa gue adalah sosok yang selalu mengajarkan anaknya  kedisiplinan penuh.
Kedisiplinan dalam hal apa pun. Terutama disiplin terhadap waktu.
Tidak disiplin berarti mati. Hahaa, gak sampai segitunya.
Papa mempunyai prinsip 'Lebih bagus datang lebih awal dari pada telat 1 detik'.
Bisa dibilang, papa adalah orang yang sangat menghargai waktu.
Dari SD hingga SMA, seingat gue, gue belum pernah datang terlambat ke sekolah.
Ini bukan lah karena kehebatan gue seorang diri.
Orang yang paling berpengaruh di belakang itu semua adalah  papa gue .

Sebelum berangkat kerja papa tidak pernah lupa mengatakan kata-kata kepada anaknya yang sampai sekarang masi gue ingat. Kata-kata tersebut seperti,

'Cepat mandinya nak, uda jam berapa sekarang!!'
'Selagi ada yang mandi, apa salahnya kalian makan dulu'.
'Uda jangan nonton lagi, siap-siap terus sana!!'
'Kalo mau mandi lama, bangunnya jam 4!!'.

Kata-kata yang kerap membuat telinga gue panas.
Namun sekarang, gue mulai merasakan manfaat dari kebiasaan papa yang tidak pernah bosan mengatakan hal tersebut.
Gue merasa gue lebih menghargai waktu dari banyak teman-teman gue. Memang gak semuanya, tapi dari beberapa teman dekat gue. Gue yakin, gue termasuk orang yang lebih disiplin dari mereka.
Gue melihat kebanyakan dari mereka terlalu santai dengan waktu.
Jadi wajar aja, gue paling gak suka untuk menunggu orang, Walaupun hanya 15 menit.

Tidak ada orang tua yang sama di dunia.
Cewek gue pernah mengatakan,'sayang sabar aja. Pasti tujuan papanya  baek kok. Cuman caranya aja keras.'
Dulunya sih gue tetap aja gak terima. Namun sekarang, sedikit demi sedikit gue uda mulai bisa menerima.
Hati gue yang dulu kerap kali membenci papa, sedikit demi sedikit hilang terkikis (puitis).
Dan gue mulai belajar bahwasanya Setiap orang punya sisi hitam dan putih. Gak ada manusia yang sempurna.

Bagaimanapun,You are still my inspiration dad..