Sabtu, 26 Maret 2011

.Rambutku, Kekasihku?


Ketika duduk di SMA, gue merupakan sosok yang menurut gue sendiri adalah sosok yang cuek, berantakan, gembel tetapi ganteng. Hahaa.
Menjadi pertanyaan besar,Kenapa gue suka mengatakan bahwa gue adalah orang ganteng? Itu bukan berarti gue sombong atau terlalu percaya diri, tetapi itu lebih  dari bagaimana cara gue mengekspresikan ke gantengan gue yang tiada tara ini. Sama aja sombong. Bego.

Sewaktu SMA, sosok cuek berandalan gembel begitu melekat pada diri gue. Image tersebut berhasil mengalahkan kegantengan tiada tara yang gue miliki. Bisa dikatakan, kegantengan gue bagaikan mutiara yang tersembunyi di dalam hutan rimba yang didalamya terdapat makhluk bernama 'KUTU KUPRET'. Ya, Hutan rimba tersebut adalah rambut gue sendiri. Rambut panjang, tidak terurus, berantakan, kering, tanpa kuncir, tanpa bendo, tanpa cap yang senantiasa menemani kemanapun gue melangkah. Tetapi gue tetap bangga akan eksistensi rambut yang gue miliki.


Tidak mau ke 3 saudara gue yang lain mengikuti jejak kelam gue dalam berternak 'KUTU'.
Papa gue langsung mengultimatum gue dengan kata-kata bijaknya.

'Do kapan kamu mau pangkas rambutnya nak?', kata papa santai.

' Uda la pa, Fido kan uda besar.Fido tau kok kapan harus potong. Jadi papa tenang aja', ujar gue dengan nada senonoh.

Beberapa Mili Sekon kemudian.

'Fidoo, kamu berani ngebantah papa ya? Papa gak mau tau, besok kamu harus uda potong rambut!!',

'Iii, iyaa pa. Fido pasti motong rambut kok besok. Fido kan tadi cuman becanda pa', kata gue gemetaran.

Gue masih heran, suasana santai yang telah di bangun berubah hanya dalam waktu mili sekon.
Gue rasa, kecepatan perubahan sikap dari papa mengalahkan rekor lari tercepat yang dipegang adik bungsu gue yang bernama 'Niko'.

Keesokan harinya di sekolah.

Hari itu adalah hari Jumat. Seperti biasa, setiap hari jumat selalu ada acara pembacaan Yasin sebelum kegiatan belajar di mulai. Kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama di suatu tempat oleh seluruh guru dan siswa. Kegiatan ini bertujuan sebagai rasa syukur kepada sang Maha Pencipta.
Namun, Gue yang memiliki bakat sebagai seorang detektif tau akan tujuan lainya dari pembacaan Yasin tersebut. Ini tidak lain tidak iya adalah untuk mengusir 'siluman monyet berkepala ijo'   yang menyelinap di tubuh gue. Guru-guru sengaja tidak mengatakanya agar jati diri gue yang sebenarnya tidak diketahui oleh public. Thanks guruku.

Pada saat pembacaan Yasin. Gue melihat ke-kiri, ke-kanan, ke-depan, ke-belakang dengan seksama. Disana Gue melihat ribuan kepala teman gue dengan rambut pendek terurai panjang (maksudnya?).   Gue mendapat kesimpulan, mereka baru saja memotong rambut.

'kim kim, kok hari ni anak-anak pada potong rambut semua ya?', kata gue kepada Fakim teman disebelah gue.

'lho, kamyu gak tauch yak, kalok hari nich ada razia rambyut', jawab teman gue dengan suara alaynya.

'Apaa razia rambut? Oh shitt', kata gue kaget .

Beberapa saat kemudian,Pembacaan Yasin pun selesai.
Saat-saat yang menegangkan bagi gue. Jantung gue berdetak tidak karuan.
Gue mencoba bersikap tenang.
Langkah awal yang gue lakukan adalah menggunakan seekor tangan suci yang gue miliki, gue mencoba merapikan rambut gue .
Namun naas, rambut gue masih tetap berantakan.
Panik. Gue pun mengerahkan unit bantuan tambahan berupa tangan gue yang satu lagi.
Kali ini gue melakukanya dengan lebih Profesional. Gue menghelus rambut gue secara perlahan dan menatanya pada tempatnya. Dan dalam sekejap guepun sukses merubah rambut gue semakin berantakan.

Di depan seluruh siswa-siswi.
Kepala sekolah yang waktu itu menjadi pemimpin dalam pembacaan Yasin langsung mengambil sebuah Microphone dengan mantap.

'Anak-anak, hari ini akan ada razia rambut, barangsiapa yang memiliki rambut panjang akan langsung di potong saat ini juga', kata Kepala sekolah dengan muka datarnya.

'waaa, haaa, bluuupbluupp', terdengar suara-suara diantara kalangan siswa.

Gue pun mencoba bertindak dewasa dan jantan sebagai seorang laki-laki macho. Apa itu?
Gue bersembunyi dibalik dinding penyangga bangunan dengan harapan melindungi rambut gue dari razia para 'Hair Hunter.

Satu persatu para siswa di periksa dengan biadab. Gue yang sedang bersembunyi sambil berjoged ( berjoged: kegiatan karena gemetar) harus menghadapi nasib yang tragis. Gue berhasil di ringkus oleh satuan 'Hair Hunter' yang segera mengamankan dan mengevakuasi gue dari tempat persembunyian.

'tidaakk',gumam gue dalam hati.

Di tempat eksekusi pemotongan rambut, di depan semua kalangan calon orang sukses.
Gue yang sudah berstatus sebagai tersangka harus siap untuk dieksekusi.
Seingat gue, waktu itu ada 3 orang selain gue yang menjadi tersangka.
Tetapi berkat kecurigaan para 'Hair Hunter' akan adanya bom yang tersimpan dalam rambut gue. Gue harus bersedia menjadi orang yang dieksekusi pertama kali.

'kreek krekk', suara gunting yang menewaskan beberapa rambut gue.
'Krek krek', lagi
'krek krekk' dan lagi.

Akhirnya giliran gue pun selesai. Hukuman atas tindak kriminal yang gue lakukan pun berakhir dan kasus gue ditutup.
Penasaran akan model rambut yang gue miliki sekarang.Gue berlari menuju ke kamar mandi seketika dan mengincar sebuah kaca untuk ritual bercermin.
Saat itu , gue mendapati diri gue resmi memiliki tipe rambut terbaru. Rambut dengan gaya compal-compel dimana-mana. Mirip dengan orang gila yang sering gue liat di jalanan. Sedih adalah hal yang gue rasakan saat itu.

Gue meratapi rambut gue di depan kaca sambil mengingat akan sweet memory yang gue lewati bersama rambut gue yang dulu.
'Rambutku, maafkan gue karena gue gak bisa ngejagain kamu, Gue sungguh menyesal rambutku. Rambutku, selamat tinggal rambutku, semoga arwahmu tenang di alam rambut sana, gue akan sangat merindukanmu', kata gue sedih.


Beberapa minggu kemudian setelah kejadian itu, Gue berhasil melupakan tragedi pembantaian masal yang menimpa rambut gue. Gue mulai menebarkan bibit rambut yang baru untuk dibesarkan.

Seakan tidak kapok, gue pun bertekad untuk segera memanjangkan rambut gue kembali.
Karena gue tau, Gue adalah gue dan Guru adalah guru.
Dan yang paling penting adalah, Gue adalah gue dan Guru adalah guru.
Maksud gue, Gue adalah gue dan Guru adalah guru. cukuup.
Intinya setiap diri Kita memiliki pola pikir dan jalan hidup yang berbeda.
Terlepas dari segala kontrversi yang dimilikinya.

Enjoy your life guys!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar