Jumat, 24 Juni 2011

All Is Well



Gue suka nonton film.
Terutama film action. Waktu gue nonton, gue sering ngebayangin gue adalah tokoh utama di film itu.
Gila kan, keren banget, kalo gue bisa nglahin puluhan penjahat hanya dalam waktu sekejap.

Adegan yang paling gue suka adalah waktu sang anak  muda mencoba membebaskan kekasihnya dari para penjahat. Biasanya tuh,  anak muda ini berantam kayak kesetanan. Gak peduli badan kena tembak, tertusuk pisau, bahkan kepalanya hilang pun mungkin mereka gak sadar.
Gue rasa mereka pada make doping ato gak semacam suplemen obat kuat cap kodok rabies. Biar kuat gitu.
Aktor-aktor yang begitu familiar di otak gue adalah seperti Robert downey, Ben Stiiller dan Jason Stattham.
3 aktor yang uda gak perlu di ragukan lagi kapasitasnya. Terbukti, film-film mereka banyak meledak di pasaran.
I like Their movies


Namun hari itu ada yang berbeda.
Film yang gue tonton bukanlah serial action.
Hal ini terjadi ketika Kawan gue menceritakan bahwasanya dia baru aja nonton film India. Dia bilang film itu keren bangett. 'Nyesel deh kalo gak nonton...'.
Mindset yang terbentuk dalam diri gue tentang film india adalah film yang lebih menonjolkan tari-tarian gak jelas dengan diiringi suara melengking kayak tikus kejepit pintu. Makanya, dari dulu kalo ada film India di TV, gue lebih memilih untuk mengganti siaran.

'Serius, enak ni film?', tanya gue.
'Benaran jo, coba nonton aja deh kalo gak percaya',jawab seorang teman.
Termakan rayuan teman gue tadi, gue pun memutuskan untuk menontonya.Yak, film yang berhasil mencuri hati gue adalah '3 idiots'. Sebuah film yang memiliki cover cukup porno, disana terlihat 3 orang bermuka abstrak sedang menggaruk bokong yang cukup lumayan besar.
Film ini jauh dari yang namanya film Action.

Film ini menceritakan tentang 3 orang sahabat yang berkuliah di fakultas teknik, di salah satu universitas unggulan di India.
Gue gak habis pikir, film yang awalnya gue pikir bakalan masuk ke dalam kategori 'The bad movies i've ever seen' sepanjang film yang pernah gue nonton. Rupanya menjelma menjadi sebuah film yang Inspiring banget buat gue.

Latar tempat film ini diambil sangat sesuai dengan apa yang gue alami.
Film ini menceritakan tentang perjuangan mahasiswa teknik dalam menghadapi persaingan di perkuliahan.
Secara kebetulan gue juga merupakan salah satu mahasiswa Teknik. Jadi menurut gue film ini sangat bermanfaat dan memberikan banyak pencerahan pada diri gue dalam menghadapi perkuliahan.
Mulai dari bagaimana cara berhadapan dengan Dosen  killer, kisah percintan mahasiswa, cara menghadapi kawan yang terkadang juga merupakan lawan , dan menghadapi tekanan yang begitu besar dari pihak keluarga.
Semuanya dirangkum dalam film  yang berduarasi cukup panjang ini.

Bakalan susah kalo gue ceritain dalam bentuk tulisan.
Gue saranin, buruan nonton deh ni film. Gak mesti anak teknik, film ini cocok buat semua kalangan.

Well, Gue uda 2 kali ngulang nonton ni film. Kayaknya gue uda ketagihan.
Oya, disana ada kata-kata bijak yang bisa kita praktekin dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
Misalnya waktu kita mau ujian, kita jangan sampai panik. Jangan pikirin mau sesusah apapun soalnya, kita cukup tarok tangan di dada, terus bilang ALL IS WELL.
Di jamin, kita bakalan lebih rileks dalam menjawab soalya. Gue belum nyoba sih, cuman gue yakin aja.

Makanya sampe H-2 sebelum  UAS, gue juga belum belajar sama sekali.
Gue berpikir 'ALL IS WELL'.
Dasar bego.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar