Seminggu yang lalu, gue berencana pergi ke Surabaya pada malam hari. Gue masi belum tau bahwasanya bus Malang - Surabaya tidak beroperasi 24 jam.Gue pergi ke Surabaya untuk mengikuti salah satu tahapan tes masuk sebuah perusahaan di Surabaya keesokan harinya jam 7 pagi.
Gue tiba di terminal arjosari Malang tepat pukul 11.30 malam diantar oleh sodara gue. Sepi dan sunyi adalah hal yang gue rasakan di terminal arjosari malam itu. Hanya ada beberapa kepala manusia yang terlihat bergentayangan di terminal yang di kala pagi hingga sore gak jauh beebeda dengan pasar.
'Mau kemana, mas?' Tanya seorang cowok beekulit hitam dan besar.
'Mau ke Surabaya, mas.'
Belum selesai gue bicara si Mas berkulit hitam langsung memotong dan berkata , 'Jam segini uda gak ada bis, mas. Tinggal ELF aja yang ada ke Surabaya, ayok tak anterin ke Elf nya, mas.'
'O gitu ya , mas. Aku baru tau. Bentar aku coba telpon temanku dulu ya, mas. Enaknya gimana.'
Gue gak mudah percaya gitu aja dengan kata-kata si Mas tersebut. Ingatt,aturan ketika di terminal adalah trust no one.
Gue coba berjalan menjauh dari si mas berkulit hitam sambil berpura-pura telponnan sama teman gue. Setelah si mas berkulit hitam tidak lagi terlihat, baru deh gue mulai bertanya ke beberapa orang yang masi gentayangan di terminal, 'apa benar ya bis tujuan Malang-Surabaya gak ada lagi jam segini?'
Dari beberapa orang yang gue tanya tersebut, semuanya mengaminkan apa yang dikatakan oleh mas berkulit hitam. 'Kalo jam segini emang sudah gak ono bis, sing ono Elf aja, Mas.'
Ternyata mas berkulit hitam itu gak ngebohongin gue. Dengan muka tetap cool gue balik lagi mencari mas berkulit hitam yang menawarkan gue naik Elf nya tadi. Beruntung, si mas berkulit hitam masi di tempat yang sama.
Skip skip skip, negosiasi harga pun gue lakukan. Akhirnya gue sepakat di harga 40 ribu rupiah. Buseett mahal banget. FYI , gue uda pulang pergi Malang-Surabaya dan Surabaya-Malang hari itu juga. Dari Malang - Surabaya jam 7 pagi, gue pergi dengan bis Patas seharga 25 ribu. Kenudian,Jam 4 sore gue balik lagi ke Malang dengan bis bukan patas Surabaya-Malang seharga 13 ribu.
Jadi intinyaa, transportasi dengan Elf ini mahal banget bila dibandingkan dengan Bus Patas ato Bus bukan patas.
Selain harga transportasi yang cukup relatif mahal, ternyata kesialan gue belum berakhir disitu aja. Di dalam Elf gue duduk di sebelah ibu-ibu berbadan besar (lebih ke payudara besar sebenarnya) seperti wewegombel. Gue gelik sendiri ngelihatnya.
Karena bosan, gue coba untuk memejamkan mata agar tertidur.
Belum juga tertidur ,tiba-tiba aja ada sesuatu yang membuat gue terganggu.
Di hidung gue seperti ada yang mengelus. Dengan berat hati gue buka kelopak mata gue perlahan. Siall, si ibu-ibu mirip wewegombel itu mengelus dan sesekali menekan-nekan hidung gue.
Secara spontan gue pindahkan tangan si ibu-ibu dari hidung gue.
'Ehh, uda bangun ya mas nyaa.'
'Emang siapa yang uda tidur ,bu.' jawab gue kesal.
Dan kali ini tangan si ibu pindah ke paha gue sambil berkata,'Mas maen ke rumahku yokk.'
Dalam hati gue pengen teriak, 'mamaaaa toloongg.'
'Gak bisa bu, aku weis ditunggu temanku di terminal.' Kata gue sambil kembali melepaskan tangan si wewegombel dari paha gue.
'Masnya gak pengen inii', kata si wewegombel sambil meremas buah kelapa di tubuhnya.
Gue rasa karena gue banyak menjawab pertanyaan si wewegombel dengan terpatah-patah dia nya jadi semakin agresif. Sampai akhirnya gue memberanikan diri untuk bilang, 'maap bu, aku ngantuk, aku capek, aku mau tidur, nanti lagi ya sambung ngobrolnya.'
'Ihh, masnya sombong banget.'
'Biarinn', jawab gue dalam hati. Gue terus memejamkan mata sampai akhirnya si wewegombel tadi permisi ke gue karena dia mau turun di Sodoarjo. 'Mas aku duluan yaa, mas beneran gak mau ikut?' Kata si wewegombel sambil jalan menyamping di depan gue untuk melewati.
'Gak ,bu. makasih.'
Setelah si wewegombel turun, gue uda gak bisa tertidur lagi. Bukan, bukan karena gue kepikiran dia, tapi karena teman gue yang menunggu gue di terminal nelpon berkali-kali. Dia kesal menunggu terlalu lama. Gue bisa mengambil kesimpulan, Elf memakan waktu yang lebih lama untuk sampai tujuan dari pada Bis.
Jam 2 pagi akhirnya gue tiba di Surabaya, gue menceritakan pengalaman gue bertemu si wewegombel ke teman gue. Dan seperti yang uda gue duga, teman gue ini hanya bisa ketawa dan ketawa.
Sejam kemudian setelah capek mutar-mutar kota Surabaya. Tepat pukul 3 pagi, kami pun memutuskan untuk sahur di salah satu restoran cepat saji. Gak sampai 20 menit, kami uda selesai menyantap makanan kami. Mata yang juga uda menuntut minta jatah untuk istirahat memaksa kami segera balik masuk ke dalam mobil. Tidur di dalam mobil menjadi pilihan kami waktu itu, berhubung ke esokan harinya jam 7 pagi gue uda harus mengikuti tes.
Uda dulu ya, ngantuk gue.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar